IDEOLOGI POLITIK
Oleh : SRI RAHAYU, S.Pd.
A. Definisi
Ideologi politik adalah suatu sistem kepercayaan dan nilai yang membentuk pandangan politik seseorang atau kelompok. Ideologi politik dapat mempengaruhi cara seseorang atau kelompok memandang dunia politik dan membuat keputusan politik.
B. Jenis Ideologi Politik
- Liberalisme : Liberalisme adalah ideologi politik yang menekankan kebebasan individu, hak asasi manusia, dan peran minimal pemerintah dalam ekonomi.
Liberalisme adalah suatu ideologi politik yang menekankan kebebasan individu, hak asasi manusia, dan peran minimal pemerintah dalam ekonomi. Liberalisme berakar pada gagasan bahwa individu memiliki hak-hak dasar yang tidak dapat diganggu gugat oleh pemerintah atau pihak lain.
a. Prinsip Liberalisme
- Kebebasan Individu : Liberalisme menekankan pentingnya kebebasan individu dan hak-hak dasar manusia.
- Peran Minimal Pemerintah : Liberalisme berpendapat bahwa pemerintah harus memiliki peran minimal dalam ekonomi dan kehidupan sosial.
- Hak Asasi Manusia : Liberalisme menekankan pentingnya hak asasi manusia dan perlindungan terhadap pelanggaran hak-hak tersebut.
- Demokrasi : Liberalisme seringkali dikaitkan dengan demokrasi, karena keduanya menekankan pentingnya kebebasan individu dan partisipasi warga negara dalam proses politik.
b. Variasi Liberalisme
- Liberalisme Klasik : Liberalisme klasik menekankan pentingnya kebebasan individu dan peran minimal pemerintah dalam ekonomi.
- Liberalisme Sosial : Liberalisme sosial menekankan pentingnya kebebasan individu dan peran pemerintah dalam melindungi hak-hak sosial dan ekonomi.
- Liberalisme Ekonomi : Liberalisme ekonomi menekankan pentingnya kebebasan ekonomi dan peran minimal pemerintah dalam mengatur ekonomi.
c. Kelebihan Liberalisme
- Melindungi Kebebasan Individu : Liberalisme dapat melindungi kebebasan individu dan hak-hak dasar manusia.
- Meningkatkan Kreativitas : Liberalisme dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi dengan memberikan kebebasan individu untuk berpikir dan bertindak.
- Meningkatkan Efisiensi Ekonomi : Liberalisme dapat meningkatkan efisiensi ekonomi dengan memberikan kebebasan individu dan perusahaan untuk beroperasi dalam pasar yang bebas.
d. Kekurangan Liberalisme
- Ketimpangan Ekonomi : Liberalisme dapat menyebabkan ketimpangan ekonomi jika tidak diimbangi dengan kebijakan yang melindungi hak-hak sosial dan ekonomi.
- Kurangnya Perlindungan Sosial : Liberalisme dapat menyebabkan kurangnya perlindungan sosial jika pemerintah tidak memiliki peran yang cukup dalam melindungi hak-hak sosial dan ekonomi.
- Kerentanan terhadap Eksploitasi : Liberalisme dapat menyebabkan kerentanan terhadap eksploitasi jika tidak diimbangi dengan kebijakan yang melindungi hak-hak pekerja dan konsumen.
- Konservatisme : Konservatisme adalah ideologi politik yang menekankan tradisi, stabilitas, dan peran pemerintah dalam menjaga ketertiban sosial.
Konservatisme adalah suatu ideologi politik yang menekankan pentingnya tradisi, stabilitas, dan kontinuitas dalam masyarakat. Konservatisme berfokus pada pelestarian nilai-nilai dan institusi yang telah teruji oleh waktu, serta menolak perubahan radikal yang dapat mengancam stabilitas sosial.
a. Prinsip Konservatisme
- Penghargaan terhadap Tradisi : Konservatisme menekankan pentingnya menghargai dan melestarikan tradisi dan nilai-nilai yang telah teruji oleh waktu.
- Stabilitas dan Kontinuitas : Konservatisme berfokus pada menjaga stabilitas dan kontinuitas dalam masyarakat, serta menolak perubahan radikal yang dapat mengancam stabilitas sosial.
- Keterlibatan Masyarakat : Konservatisme menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pemerintahan.
- Penghargaan terhadap Otoritas : Konservatisme menekankan pentingnya menghargai otoritas dan institusi yang telah teruji oleh waktu.
b. Ciri-Ciri Konservatisme
- Penolakan terhadap Perubahan Radikal : Konservatisme menolak perubahan radikal yang dapat mengancam stabilitas sosial dan nilai-nilai tradisional.
- Penghargaan terhadap Nilai-Nilai Tradisional : Konservatisme menekankan pentingnya menghargai dan melestarikan nilai-nilai tradisional dan institusi yang telah teruji oleh waktu.
- Keterlibatan Masyarakat dalam Pemerintahan : Konservatisme menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pemerintahan.
c. Kelebihan Konservatisme
- Stabilitas dan Kontinuitas : Konservatisme dapat menjaga stabilitas dan kontinuitas dalam masyarakat, serta melestarikan nilai-nilai dan institusi yang telah teruji oleh waktu.
- Penghargaan terhadap Tradisi : Konservatisme dapat membantu melestarikan tradisi dan nilai-nilai yang telah teruji oleh waktu, serta menghargai warisan budaya.
d. Kekurangan Konservatisme
- Penolakan terhadap Perubahan : Konservatisme dapat menolak perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- Keterbatasan : Konservatisme dapat memiliki keterbatasan dalam menghadapi masalah-masalah baru dan kompleks yang memerlukan solusi inovatif.
- Sosialisme : Sosialisme adalah ideologi politik yang menekankan kesetaraan sosial, keadilan ekonomi, dan peran pemerintah dalam mengatur ekonomi.
Sosialisme adalah suatu ideologi politik yang menekankan kesetaraan sosial, keadilan ekonomi, dan peran pemerintah dalam mengatur ekonomi untuk kepentingan rakyat. Sosialisme memiliki sejarah yang panjang dan beragam, dan telah berkembang menjadi berbagai bentuk dan interpretasi.
a. Sejarah Sosialisme
- Sosialisme Utopis : Sosialisme utopis adalah suatu bentuk sosialisme yang menekankan pentingnya menciptakan masyarakat yang ideal dan adil. Contoh sosialisme utopis adalah karya Charles Fourier dan Robert Owen.
- Sosialisme Marxis : Sosialisme Marxis adalah suatu bentuk sosialisme yang berdasarkan pada teori Karl Marx dan Friedrich Engels. Sosialisme Marxis menekankan pentingnya perjuangan kelas dan peran proletariat dalam menciptakan masyarakat sosialis.
- Sosialisme Demokratis : Sosialisme demokratis adalah suatu bentuk sosialisme yang menekankan pentingnya demokrasi dan partisipasi rakyat dalam proses politik. Contoh sosialisme demokratis adalah partai-partai sosial demokrat di Eropa.
b. Prinsip Sosialisme
- Kesetaraan Sosial : Sosialisme menekankan pentingnya kesetaraan sosial dan keadilan ekonomi. Sosialisme berpendapat bahwa semua orang harus memiliki kesempatan yang sama dan tidak ada kelas sosial yang dominan.
- Peran Pemerintah : Sosialisme menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mengatur ekonomi dan menyediakan layanan publik. Sosialisme berpendapat bahwa pemerintah harus berperan aktif dalam menciptakan keadilan ekonomi dan sosial.
- Kepemilikan Kolektif : Sosialisme menekankan pentingnya kepemilikan kolektif dan kontrol rakyat atas sumber daya ekonomi. Sosialisme berpendapat bahwa kepemilikan kolektif dapat menciptakan keadilan ekonomi dan mengurangi kesenjangan sosial.
c. Kelebihan Sosialisme
- Kesetaraan Sosial : Sosialisme dapat menciptakan kesetaraan sosial dan keadilan ekonomi.
- Peran Pemerintah : Sosialisme dapat memastikan bahwa pemerintah berperan aktif dalam menciptakan keadilan ekonomi dan sosial.
- Kepemilikan Kolektif : Sosialisme dapat menciptakan kepemilikan kolektif dan kontrol rakyat atas sumber daya ekonomi.
d. Kekurangan Sosialisme
- Inefisiensi Ekonomi : Sosialisme dapat menyebabkan inefisiensi ekonomi dan kurangnya insentif untuk inovasi.
- Keterbatasan Kebebasan : Sosialisme dapat membatasi kebebasan individu dan kreativitas.
- Risiko Totalitarianisme : Sosialisme dapat berisiko menjadi totalitarianisme jika tidak diimbangi dengan demokrasi dan partisipasi rakyat.
- Nasionalisme : Nasionalisme adalah ideologi politik yang menekankan kepentingan nasional, identitas nasional, dan peran negara dalam melindungi kepentingan nasional.
Nasionalisme adalah suatu ideologi politik yang menekankan kepentingan nasional, identitas nasional, dan peran negara dalam melindungi kepentingan nasional. Nasionalisme dapat memiliki berbagai bentuk dan interpretasi, tergantung pada konteks dan negara.
a. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu ideologi yang menekankan pentingnya identitas nasional dan kepentingan nasional. Nasionalisme dapat mempromosikan kesatuan dan solidaritas di antara warga negara, serta memperkuat peran negara dalam melindungi kepentingan nasional.
b. Jenis Nasionalisme
- Nasionalisme Sipil : Nasionalisme sipil menekankan pentingnya kesetiaan kepada negara dan hukum, serta perlindungan hak-hak warga negara.
- Nasionalisme Etnis : Nasionalisme etnis menekankan pentingnya identitas etnis dan budaya, serta perlindungan hak-hak kelompok etnis tertentu.
- Nasionalisme Ekspansionis : Nasionalisme ekspansionis menekankan pentingnya ekspansi teritorial dan pengaruh negara di luar batas-batasnya.
c. Dampak Nasionalisme
- Kesatuan dan Solidaritas : Nasionalisme dapat mempromosikan kesatuan dan solidaritas di antara warga negara.
- Pengaruh Internasional : Nasionalisme dapat memperkuat peran negara dalam melindungi kepentingan nasional dan mempengaruhi kebijakan internasional.
- Konflik dan Ketegangan : Nasionalisme dapat menyebabkan konflik dan ketegangan antara negara-negara, terutama jika tidak diimbangi dengan diplomasi dan kerjasama internasional.
d. Kritik terhadap Nasionalisme
- Eksklusivisme : Nasionalisme dapat menyebabkan eksklusivisme dan diskriminasi terhadap kelompok-kelompok minoritas.
- Agresi : Nasionalisme dapat menyebabkan agresi dan konflik dengan negara-negara lain.
- Keterbatasan : Nasionalisme dapat memiliki keterbatasan dalam mempromosikan kepentingan nasional dan mengabaikan kepentingan global.
5. Fasisme
Fasisme adalah suatu ideologi politik yang menekankan kekuasaan negara, kepemimpinan kuat, dan penindasan oposisi politik. Fasisme muncul pada awal abad ke-20 di Eropa, terutama di Italia dan Jerman, sebagai reaksi terhadap kelemahan demokrasi liberal dan krisis ekonomi.
a. Ciri-Ciri Fasisme
- Kepemimpinan Kuat : Fasisme menekankan pentingnya kepemimpinan kuat dan otoriter yang dapat memimpin negara dan masyarakat.
- Kekuasaan Negara : Fasisme menekankan kekuasaan negara yang absolut dan tidak terbatas, serta penindasan oposisi politik.
- Nasionalisme : Fasisme menekankan kepentingan nasional dan identitas nasional, serta penekanan pada kekuatan dan kejayaan negara.
- Anti-Komunisme : Fasisme seringkali memiliki sikap anti-komunis dan anti-sosialis, serta penindasan terhadap gerakan-gerakan kiri.
b Dampak Fasisme
- Penindasan Hak Asasi Manusia : Fasisme seringkali menyebabkan penindasan hak asasi manusia, terutama hak-hak politik dan kebebasan individu.
- Kekerasan dan Perang : Fasisme dapat menyebabkan kekerasan dan perang, baik dalam negeri maupun luar negeri.
- Kerusakan Ekonomi : Fasisme dapat menyebabkan kerusakan ekonomi, terutama jika kebijakan ekonomi yang diterapkan tidak efektif.
c. Contoh Fasisme
- Italia di Bawah Mussolini : Fasisme di Italia di bawah kepemimpinan Benito Mussolini merupakan contoh klasik dari fasisme.
- Jerman di Bawah Hitler : Fasisme di Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler merupakan contoh fasisme yang paling ekstrem dan berdampak luas.
6. Anarkisme
Anarkisme adalah suatu ideologi politik yang menekankan penghapusan negara dan pemerintahan, serta kebebasan individu dan komunitas. Anarkisme berpendapat bahwa negara dan pemerintahan adalah sumber dari penindasan dan ketidakadilan, dan bahwa masyarakat dapat diatur secara mandiri tanpa adanya kekuasaan pemerintah.
a. Prinsip Anarkisme
- Penghapusan Negara : Anarkisme berpendapat bahwa negara harus dihapuskan dan digantikan dengan sistem pemerintahan yang lebih demokratis dan partisipatif.
- Kebebasan Individu : Anarkisme menekankan kebebasan individu dan hak asasi manusia, serta kemampuan individu untuk membuat keputusan sendiri.
- Komunitas : Anarkisme berpendapat bahwa masyarakat dapat diatur secara mandiri melalui komunitas dan asosiasi sukarela.
b. Jenis Anarkisme
- Anarkisme Individualis : Anarkisme individualis menekankan kebebasan individu dan hak asasi manusia, serta kemampuan individu untuk membuat keputusan sendiri.
- Anarkisme Komunis : Anarkisme komunis menekankan kesetaraan sosial dan penghapusan kelas sosial, serta kemampuan masyarakat untuk mengatur diri sendiri melalui komunitas dan asosiasi sukarela.
- Anarkisme Sindikalis : Anarkisme sindikalis menekankan peran serikat pekerja dalam mengatur ekonomi dan masyarakat, serta kemampuan pekerja untuk mengontrol produksi dan distribusi.
c. Kelebihan Anarkisme
- Kebebasan Individu : Anarkisme dapat memberikan kebebasan individu yang lebih besar dan kemampuan untuk membuat keputusan sendiri.
- Partisipasi Masyarakat : Anarkisme dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan mengatur diri sendiri.
- Kesetaraan Sosial : Anarkisme dapat meningkatkan kesetaraan sosial dan mengurangi penindasan.
d. Kekurangan Anarkisme
- Kurangnya Struktur : Anarkisme dapat menyebabkan kurangnya struktur dan organisasi dalam masyarakat.
- Konflik : Anarkisme dapat menyebabkan konflik dan kekerasan jika tidak diimbangi dengan toleransi dan kompromi.
- Keterbatasan : Anarkisme dapat memiliki keterbatasan dalam mengatur masyarakat yang kompleks dan besar.
7. Demokrasi Sosial
Demokrasi sosial adalah suatu ideologi politik yang menekankan kesetaraan sosial, keadilan ekonomi, dan peran pemerintah dalam mengatur ekonomi untuk kepentingan rakyat. Demokrasi sosial bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara, dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua warga negara untuk mencapai potensi mereka.
a. Prinsip Demokrasi Sosial
- Kesetaraan Sosial : Demokrasi sosial menekankan kesetaraan sosial dan keadilan ekonomi, dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua warga negara untuk mencapai potensi mereka.
- Peran Pemerintah : Demokrasi sosial menekankan peran pemerintah dalam mengatur ekonomi dan menyediakan layanan publik yang esensial bagi warga negara.
- Partisipasi Rakyat : Demokrasi sosial menekankan partisipasi rakyat dalam proses politik dan pengambilan keputusan, dengan memberikan kesempatan bagi warga negara untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi.
b. Ciri-Ciri Demokrasi Sosial
- Ekonomi Campuran : Demokrasi sosial menekankan ekonomi campuran, dengan peran pemerintah dan sektor swasta dalam mengatur ekonomi.
- Layanan Publik : Demokrasi sosial menekankan penyediaan layanan publik yang esensial bagi warga negara, seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan sosial.
- Perlindungan Hak Asasi Manusia : Demokrasi sosial menekankan perlindungan hak asasi manusia, termasuk hak atas kehidupan, kebebasan, dan keamanan.
c. Kelebihan Demokrasi Sosial
- Kesetaraan Sosial : Demokrasi sosial dapat menciptakan kesetaraan sosial dan keadilan ekonomi, dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua warga negara untuk mencapai potensi mereka.
- Perlindungan Rakyat : Demokrasi sosial dapat melindungi rakyat dari eksploitasi dan penindasan, dengan memberikan peran pemerintah dalam mengatur ekonomi dan menyediakan layanan publik.
- Partisipasi Rakyat : Demokrasi sosial dapat meningkatkan partisipasi rakyat dalam proses politik dan pengambilan keputusan, dengan memberikan kesempatan bagi warga negara untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi.
d. Kekurangan Demokrasi Sosial
- Inefisiensi Ekonomi : Demokrasi sosial dapat menyebabkan inefisiensi ekonomi, dengan peran pemerintah yang terlalu besar dalam mengatur ekonomi.
- Biaya yang Tinggi : Demokrasi sosial dapat memerlukan biaya yang tinggi untuk menyediakan layanan publik dan mengatur ekonomi.
- Ketergantungan pada Pemerintah : Demokrasi sosial dapat menyebabkan ketergantungan pada pemerintah, dengan mengurangi inisiatif dan kreativitas individu.
8. Libertarianisme
Libertarianisme adalah suatu ideologi politik yang menekankan kebebasan individu, hak asasi manusia, dan peran minimal pemerintah dalam ekonomi dan kehidupan sosial. Libertarianisme berpendapat bahwa individu memiliki hak untuk membuat keputusan tentang kehidupan mereka sendiri, tanpa campur tangan pemerintah yang berlebihan.
a. Prinsip Libertarianisme
- Kebebasan Individu : Libertarianisme menekankan kebebasan individu dan hak asasi manusia, termasuk hak untuk membuat keputusan tentang kehidupan pribadi dan ekonomi.
- Peran Minimal Pemerintah : Libertarianisme berpendapat bahwa pemerintah harus memiliki peran minimal dalam ekonomi dan kehidupan sosial, dan bahwa individu harus memiliki kebebasan untuk membuat keputusan tentang kehidupan mereka sendiri.
- Pasar Bebas : Libertarianisme mendukung pasar bebas dan kompetisi, karena hal ini dapat meningkatkan efisiensi ekonomi dan memberikan kesempatan bagi individu untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
b. Variasi Libertarianisme
- Libertarianisme Kiri : Libertarianisme kiri menekankan kesetaraan sosial dan keadilan ekonomi, serta peran pemerintah dalam melindungi hak-hak individu.
- Libertarianisme Kanan : Libertarianisme kanan menekankan kebebasan individu dan peran minimal pemerintah dalam ekonomi dan kehidupan sosial, serta mendukung pasar bebas dan kompetisi.
- Anarko-Kapitalisme : Anarko-kapitalisme adalah suatu variasi libertarianisme yang berpendapat bahwa pemerintah tidak diperlukan dan bahwa individu dapat mengatur diri sendiri melalui pasar bebas dan kontrak.
C. Peran Ideologi Politik
Ideologi politik memiliki peran penting dalam membentuk pandangan dan keputusan politik seseorang atau kelompok. Berikut adalah beberapa peran ideologi politik:
1. Membentuk Pandangan Politik : Ideologi politik dapat membentuk pandangan politik seseorang atau kelompok tentang bagaimana masyarakat dan negara seharusnya diatur.
2. Membuat Keputusan Politik : Ideologi politik dapat mempengaruhi keputusan politik seseorang atau kelompok tentang kebijakan publik, pemilihan umum, dan lain-lain.
3. Menggerakkan Gerakan Politik : Ideologi politik dapat menggerakkan gerakan politik dan mempengaruhi perubahan sosial dan politik.
4. Membentuk Identitas Politik : Ideologi politik dapat membentuk identitas politik seseorang atau kelompok dan mempengaruhi cara mereka memandang diri sendiri dan dunia politik.
5. Meningkatkan Partisipasi Politik : Ideologi politik dapat meningkatkan partisipasi politik seseorang atau kelompok dalam proses politik dan mempengaruhi kebijakan publik.
6. Membentuk Kebijakan Publik : Ideologi politik dapat membentuk kebijakan publik dan mempengaruhi keputusan politik tentang bagaimana masyarakat dan negara seharusnya diatur.
7. Menginspirasi Perubahan : Ideologi politik dapat menginspirasi perubahan sosial dan politik dan mempengaruhi kebijakan publik.
8. Membentuk Kepemimpinan Politik : Ideologi politik dapat membentuk kepemimpinan politik dan mempengaruhi cara pemimpin politik memandang diri sendiri dan dunia politik.
D. Kelebihan Ideologi Politik
Ideologi politik memiliki beberapa kelebihan yang dapat membantu membentuk pandangan politik dan mempengaruhi keputusan politik. Berikut adalah beberapa kelebihan ideologi politik:
1. Membentuk Identitas Politik : Ideologi politik dapat membentuk identitas politik seseorang atau kelompok dan mempengaruhi cara mereka memandang diri sendiri dan dunia politik.
2. Menggerakkan Perubahan : Ideologi politik dapat menggerakkan perubahan sosial dan politik dan mempengaruhi kebijakan politik.
3. Membentuk Kebijakan Politik : Ideologi politik dapat membentuk kebijakan politik dan mempengaruhi keputusan politik.
4. Meningkatkan Keterlibatan Politik : Ideologi politik dapat meningkatkan keterlibatan politik seseorang atau kelompok dan mempengaruhi partisipasi mereka dalam proses politik.
5. Membentuk Visi dan Misi : Ideologi politik dapat membentuk visi dan misi politik seseorang atau kelompok dan mempengaruhi arah kebijakan politik.
6. Meningkatkan Kesadaran Politik : Ideologi politik dapat meningkatkan kesadaran politik seseorang atau kelompok dan mempengaruhi cara mereka memandang dunia politik.
7. Membentuk Komunitas Politik : Ideologi politik dapat membentuk komunitas politik dan mempengaruhi hubungan antara anggota komunitas.
8. Meningkatkan Kemampuan Analisis : Ideologi politik dapat meningkatkan kemampuan analisis politik seseorang atau kelompok dan mempengaruhi cara mereka memandang isu-isu politik.
E. Kekurangan Ideologi Politik
Ideologi politik dapat memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1. Polarisasi : Ideologi politik dapat menyebabkan polarisasi dan konflik antara kelompok-kelompok politik yang berbeda.
2. Ekstremisme : Ideologi politik dapat menyebabkan ekstremisme dan kekerasan jika tidak diimbangi dengan toleransi dan kompromi.
3. Keterbatasan : Ideologi politik dapat memiliki keterbatasan dan tidak dapat mencakup semua aspek kehidupan politik.
4. Dogmatisme : Ideologi politik dapat menyebabkan dogmatisme dan penolakan terhadap pendapat yang berbeda.
5. Kurangnya Fleksibilitas : Ideologi politik dapat kurang fleksibel dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan situasi dan kondisi.
6. Penggunaan untuk Kepentingan Pribadi : Ideologi politik dapat digunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, bukan untuk kepentingan masyarakat luas.
7. Kurangnya Empati : Ideologi politik dapat menyebabkan kurangnya empati terhadap kelompok-kelompok yang berbeda dan tidak dapat memahami perspektif mereka.
8. Penggunaan Propaganda : Ideologi politik dapat menggunakan propaganda untuk mempengaruhi opini publik dan memperoleh dukungan.
9. Kurangnya Keterbukaan : Ideologi politik dapat menyebabkan kurangnya keterbukaan terhadap pendapat yang berbeda dan tidak dapat mempertimbangkan alternatif lain.
10. Potensi untuk Penyalahgunaan Kekuasaan : Ideologi politik dapat menyebabkan penyalahgunaan kekuasaan jika tidak diimbangi dengan kontrol dan pengawasan yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
- Bell, Daniel. 1960. The End of Ideology. New York. Free Press.
- Mannheim, Karl. 1936. Ideology and Utopia. London. Routledge.
- Smith, Adam. 1776. The Wealth of Nations. London. W. Strahan dan T. Cadell.
- Mill, John Stuart. 1859. On Liberty. London. Longman, Roberts & Green.
- Hayek, Friedrich. 1960. The Constitution of Liberty. Chicago. University of Chicago Press.
- Alfian. 1986. Masalah dan Prospek Pembangunan Politik Indonesia. Jakarta: Gramedia.
- Alfian. 1991. Pancasila Sebagai Ideologi Dalam Kehidupan Politik . Jakarta : Gramedia.
- A. Hamid S. Attamimi. Pancasila Cita Hukum.. Jakarta: Gramedia
- Lyman Tower Sargent. Ideologi-Ideologi Politik Kontemporer; Sebuah Analisis. Jakarta: Gramedia.
- Adian, Donny Gahral dkk. 2011. Kembalinya Politik Ideologi . Depok: Penerbit Pustaka Empat Lima.
- Galang Geraldy. 2019. Ideologi dan Partai Politik: Menakar Ideologi Politik. Jakarta: Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar