SISTEM PERTANIAN ANORGANIK
Oleh : SRI RAHAYU, S.Pd.
A. DEFINISI
Sistem pertanian anorganik adalah suatu metode pertanian yang menggunakan bahan-bahan kimia sintetis, seperti pupuk kimia, pestisida, dan herbisida, untuk meningkatkan produksi dan mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Sistem pertanian anorganik adalah suatu metode pertanian yang menggunakan bahan-bahan kimia sintetis untuk meningkatkan produksi dan mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Sistem pertanian anorganik sering menggunakan teknologi modern, seperti mesin pertanian dan irigasi, untuk meningkatkan efisiensi dan produksi.
B. KARAKTERISTIK
1. Penggunaan Bahan Kimia Sintetis: Sistem pertanian anorganik menggunakan bahan kimia sintetis seperti pestisida dan pupuk kimia untuk meningkatkan produktivitas dan mengendalikan hama.
2. Penggunaan Teknologi Modern: Sistem pertanian anorganik menggunakan teknologi modern seperti mesin pertanian dan irigasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
3. Fokus pada Produktivitas: Sistem pertanian anorganik fokus pada meningkatkan produktivitas dan hasil panen, seringkali dengan mengorbankan kualitas lingkungan.
4. Penggunaan Varietas Unggul: Sistem pertanian anorganik menggunakan varietas unggul yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan hasil panen.
5. Penggunaan Sistem Irigasi: Sistem pertanian anorganik menggunakan sistem irigasi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan meningkatkan produktivitas.
C. DAMPAK SISTEM PERTANIAN ANORGANIK
1. Dampak Lingkungan: Sistem pertanian anorganik dapat memiliki dampak lingkungan yang negatif, seperti pencemaran air dan tanah, serta kehilangan keanekaragaman hayati.
2. Dampak Kesehatan: Sistem pertanian anorganik dapat memiliki dampak kesehatan yang negatif, seperti keracunan pestisida dan residu kimia lainnya.
3. Ketergantungan pada Bahan Kimia: Sistem pertanian anorganik dapat meningkatkan ketergantungan pada bahan kimia sintetis, yang dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan.
D. KELEBIHAN
1. Peningkatan Produksi: Sistem pertanian anorganik dapat meningkatkan produksi tanaman dengan menggunakan pupuk kimia dan pestisida yang efektif.
2. Efisiensi Waktu dan Tenaga: Penggunaan teknologi modern dalam sistem pertanian anorganik dapat meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam proses pertanian.
3. Pengendalian Hama dan Penyakit: Pestisida dan herbisida yang digunakan dalam sistem pertanian anorganik dapat mengendalikan hama dan penyakit tanaman dengan efektif.
4. Meningkatkan Kualitas Tanaman: Sistem pertanian anorganik dapat meningkatkan kualitas tanaman dengan menggunakan pupuk kimia yang tepat dan mengendalikan hama dan penyakit.
5. Meningkatkan Pendapatan Petani: Sistem pertanian anorganik dapat meningkatkan pendapatan petani dengan meningkatkan produksi dan kualitas tanaman.
E. KEKURANGAN
1. Dampak Lingkungan: Penggunaan bahan-bahan kimia sintetis dapat merusak lingkungan, seperti pencemaran air dan tanah.
2. Dampak Kesehatan: Penggunaan pestisida dan herbisida dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia dan hewan.
3. Ketergantungan pada Bahan Kimia: Sistem pertanian anorganik dapat membuat petani tergantung pada bahan-bahan kimia sintetis, yang dapat meningkatkan biaya produksi.
4. Kerusakan Tanah: Penggunaan pupuk kimia dan pestisida dapat merusak struktur tanah dan mengurangi kesuburannya.
5. Ketergantungan pada Energi: Sistem pertanian anorganik sering menggunakan mesin pertanian yang membutuhkan energi fosil, yang dapat meningkatkan ketergantungan pada energi tidak terbarukan.
6. Mengurangi Keanekaragaman Hayati: Sistem pertanian anorganik dapat mengurangi keanekaragaman hayati karena penggunaan pestisida dan herbisida yang dapat membunuh organisme non-target.
Dampak Kekurangan Sistem Pertanian Anorganik
1. Kerusakan Lingkungan: Kekurangan sistem pertanian anorganik dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat diperbaiki.
2. Masalah Kesehatan: Kekurangan sistem pertanian anorganik dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi manusia dan hewan.
3. Ketergantungan pada Bahan Kimia: Kekurangan sistem pertanian anorganik dapat membuat petani tergantung pada bahan-bahan kimia sintetis, yang dapat meningkatkan biaya produksi.
F. MANFAAT
1. Peningkatan Produksi: Sistem pertanian anorganik dapat meningkatkan produksi tanaman dengan menggunakan pupuk kimia dan pestisida yang efektif.
2. Efisiensi Waktu dan Tenaga: Penggunaan teknologi modern dalam sistem pertanian anorganik dapat meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam proses pertanian.
3. Pengendalian Hama dan Penyakit: Pestisida dan herbisida yang digunakan dalam sistem pertanian anorganik dapat mengendalikan hama dan penyakit tanaman dengan efektif.
4. Meningkatkan Kualitas Tanaman: Sistem pertanian anorganik dapat meningkatkan kualitas tanaman dengan menggunakan pupuk kimia dan pestisida yang tepat.
5. Meningkatkan Pendapatan Petani: Sistem pertanian anorganik dapat meningkatkan pendapatan petani dengan meningkatkan produksi dan kualitas tanaman.
G. CONTOH
1. Pertanian Padi dengan Penggunaan Pupuk Kimia: Sistem pertanian padi yang menggunakan pupuk kimia untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas padi.
2. Pertanian Jagung dengan Penggunaan Pestisida: Sistem pertanian jagung yang menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama dan meningkatkan produktivitas jagung.
3. Pertanian Sayuran dengan Penggunaan Sistem Irigasi: Sistem pertanian sayuran yang menggunakan sistem irigasi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan meningkatkan produktivitas sayuran.
4. Pertanian Buah-Buahan dengan Penggunaan Teknologi Modern: Sistem pertanian buah-buahan yang menggunakan teknologi modern seperti mesin pertanian dan pengemasan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas buah-buahan
DAFTAR PUSTAKA
1. Campbell, N. A., & Reece, J. B. 2008. Biologi. Jakarta. Erlangga.
2. Gliessman, S. R. 2015. Agroecology: The Ecology of Sustainable Food Systems. Boca Raton. CRC Press.
3. Sutanto, R. 2010. Sistem Pertanian Anorganik. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.
4. Sutanto, Dr. Ir. H. 2010. Sistem Pertanian Anorganik. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.
5. Soekartawi, Prof. Dr. Ir. H. 2012. Pertanian Anorganik. Bogor. Penerbit IPB Press.
6. Sudarsono, Dr. Ir. H. 2015. Pengembangan Pertanian Anorganik. Yogyakarta. Penerbit UGM Press.
7. Jackson, W. 2010. Sustainable Agriculture. Washington D.C. Island Press.
8. Forget, G. 2013. The Impact of Pesticides on Human Health. Ottawa. IDRC.
9. Tilman, D. 2017. Journal of Agricultural Science. "Pengaruh Pertanian Anorganik terhadap Lingkungan" Vol. 10 No. 2 hal. 12-20. 2020.
10.. Robertson, G. P. 2018. Journal of Sustainable Agriculture. "Pertanian Anorganik: Dampak pada Kesehatan Manusia" Vol. 12 No. 3 hal. 25-35. 2020.
11. Matson, P. A. 2019. Agriculture, Ecosystems & Environment. "Pertanian Anorganik: Efek pada Ekosistem" Vol. 15 No. 1 hal. 10-20. 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar