SISTEM PERTANIAN TRADISIONAL
Oleh : SRI RAHAYU, S.Pd.
A. DEFINISI
Sistem pertanian tradisional adalah metode pertanian yang telah digunakan selama ribuan tahun dan masih digunakan di banyak bagian dunia, terutama di daerah pedesaan dan komunitas lokal. Sistem ini bergantung pada pengetahuan dan pengalaman turun-temurun, serta memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di sekitar petani.
a. Definisi Sistem Pertanian Tradisional
Sistem pertanian tradisional adalah suatu sistem pertanian yang menggunakan teknologi sederhana, bergantung pada alam, dan memanfaatkan sumber daya lokal untuk memproduksi hasil pertanian. Sistem ini seringkali melibatkan diversifikasi tanaman, penggunaan benih lokal, dan pengelolaan tanah yang berkelanjutan.
B. CIRI-CIRI
Sistem pertanian tradisional adalah suatu sistem pertanian yang telah digunakan selama berabad-abad dan masih digunakan oleh banyak petani di berbagai belahan dunia
Sistem pertanian tradisional memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain:
1. Penggunaan Teknologi Sederhana : Sistem pertanian tradisional menggunakan teknologi sederhana, seperti alat pertanian manual dan tidak menggunakan mesin-mesin modern.
2. Ketergantungan pada Alam : Sistem pertanian tradisional sangat tergantung pada alam, seperti curah hujan, sinar matahari, dan kesuburan tanah.
3. Penggunaan Varietas Lokal : Sistem pertanian tradisional menggunakan varietas tanaman lokal yang telah beradaptasi dengan lingkungan setempat.
4. Pengelolaan Tanah yang Tradisional : Sistem pertanian tradisional menggunakan pengelolaan tanah yang tradisional, seperti pengolahan tanah manual dan penggunaan pupuk organik.
5. Ketergantungan pada Tenaga Kerja Manusia : Sistem pertanian tradisional sangat tergantung pada tenaga kerja manusia, seperti penanaman, pemeliharaan, dan panen.
C. TEKNOLOGI
Teknologi sistem pertanian tradisional adalah suatu sistem pertanian yang telah digunakan selama berabad-abad dan masih digunakan hingga saat ini. Sistem pertanian tradisional ini seringkali bergantung pada pengetahuan dan pengalaman lokal, serta menggunakan metode dan alat yang sederhana
a. Karakteristik Teknologi Sistem Pertanian Tradisional
Teknologi sistem pertanian tradisional memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
1. Penggunaan Alat Sederhana : Sistem pertanian tradisional seringkali menggunakan alat-alat sederhana, seperti cangkul, sabit, dan kerbau.
2. Penggunaan Tenaga Manusia dan Hewan : Sistem pertanian tradisional seringkali menggunakan tenaga manusia dan hewan, seperti kerbau dan sapi, untuk melakukan pekerjaan pertanian.
3. Penggunaan Metode Tradisional : Sistem pertanian tradisional seringkali menggunakan metode tradisional, seperti rotasi tanaman dan penggunaan pupuk organik.
4. Ketergantungan pada Lingkungan : Sistem pertanian tradisional seringkali bergantung pada lingkungan sekitar, seperti curah hujan dan kualitas tanah.
b. Kelebihan Teknologi Sistem Pertanian Tradisional
Teknologi sistem pertanian tradisional memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1. Ramah Lingkungan : Sistem pertanian tradisional seringkali lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sistem pertanian modern.
2. Menghemat Biaya : Sistem pertanian tradisional seringkali lebih menghemat biaya dibandingkan dengan sistem pertanian modern.
3. Meningkatkan Kualitas Hasil : Sistem pertanian tradisional seringkali dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian.
c. Kekurangan Teknologi Sistem Pertanian Tradisional
Teknologi sistem pertanian tradisional juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1. Produktivitas yang Rendah : Sistem pertanian tradisional seringkali memiliki produktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem pertanian modern.
2. Ketergantungan pada Cuaca : Sistem pertanian tradisional seringkali bergantung pada cuaca, sehingga dapat terkena dampak perubahan iklim.
3. Keterbatasan Skala : Sistem pertanian tradisional seringkali memiliki keterbatasan skala, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan yang besar.
D. KELEBIHAN.
1. Kelestarian Lingkungan : Sistem pertanian tradisional cenderung lebih ramah lingkungan karena penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang minimal. Hal ini dapat membantu mengurangi polusi tanah, air, dan udara.
2. Pengawetan Keanekaragaman Hayati : Dengan menanam berbagai jenis tanaman dan menggunakan benih lokal, sistem pertanian tradisional membantu melestarikan keanekaragaman hayati. Hal ini dapat membantu meningkatkan ketahanan ekosistem dan mengurangi risiko kepunahan spesies.
3. Ketahanan Pangan : Diversifikasi tanaman dan penggunaan metode pertanian yang adaptif membantu meningkatkan ketahanan pangan komunitas lokal. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko kelaparan dan meningkatkan keamanan pangan.
4. Biaya Rendah : Penggunaan teknologi sederhana dan sumber daya lokal mengurangi ketergantungan pada input luar yang mahal. Hal ini dapat membantu meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi biaya produksi.
5. Keterlibatan Komunitas : Sistem pertanian tradisional sering melibatkan kerja sama dan gotong royong dalam komunitas untuk kegiatan seperti penanaman dan panen. Hal ini dapat membantu meningkatkan solidaritas dan kohesi sosial dalam komunitas.
E. MANFAAT
Sistem pertanian tradisional juga memiliki beberapa manfaat lainnya, antara lain:
1. Meningkatkan Kualitas Hidup : Sistem pertanian tradisional dapat membantu meningkatkan kualitas hidup petani dan komunitas lokal dengan menyediakan sumber pendapatan dan meningkatkan ketahanan pangan.
2. Mengembangkan Ekonomi Lokal : Sistem pertanian tradisional dapat membantu mengembangkan ekonomi lokal dengan meningkatkan produksi dan pendapatan petani.
3. Melestarikan Budaya : Sistem pertanian tradisional seringkali terkait dengan budaya dan tradisi lokal, sehingga dapat membantu melestarikan budaya dan identitas komunitas.
E. KEKURANGAN
Sistem pertanian tradisional adalah suatu sistem pertanian yang telah digunakan selama berabad-abad dan masih digunakan hingga saat ini. Meskipun sistem pertanian tradisional memiliki beberapa kelebihan, namun juga memiliki beberapa kekurangan. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang kekurangan sistem pertanian tradisional:
a. Kekurangan Sistem Pertanian Tradisional
Sistem pertanian tradisional memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1. Produktivitas yang Rendah : Sistem pertanian tradisional seringkali memiliki produktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem pertanian modern.
2. Ketergantungan pada Cuaca : Sistem pertanian tradisional seringkali bergantung pada cuaca, sehingga dapat terkena dampak perubahan iklim.
3. Keterbatasan Skala : Sistem pertanian tradisional seringkali memiliki keterbatasan skala, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan yang besar.
4. Ketergantungan pada Tenaga Kerja Manusia : Sistem pertanian tradisional seringkali bergantung pada tenaga kerja manusia, sehingga dapat terkena dampak kekurangan tenaga kerja.
5. Kualitas Hasil yang Tidak Konsisten : Sistem pertanian tradisional seringkali memiliki kualitas hasil yang tidak konsisten, sehingga dapat mempengaruhi harga jual.
b. Dampak Kekurangan Sistem Pertanian Tradisional
Kekurangan sistem pertanian tradisional dapat memiliki dampak yang signifikan, antara lain:
1. Keterbatasan Pangan : Kekurangan sistem pertanian tradisional dapat menyebabkan keterbatasan pangan, sehingga dapat mempengaruhi ketahanan pangan masyarakat.
2. Kemiskinan : Kekurangan sistem pertanian tradisional dapat menyebabkan kemiskinan, sehingga dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.
3. Ketergantungan pada Impor : Kekurangan sistem pertanian tradisional dapat menyebabkan ketergantungan pada impor pangan, sehingga dapat mempengaruhi ekonomi negara.
c. Upaya Mengatasi Kekurangan Sistem Pertanian Tradisional
Upaya mengatasi kekurangan sistem pertanian tradisional dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1. Penggunaan Teknologi Modern : Penggunaan teknologi modern dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian.
2. Pengembangan Sistem Pertanian yang Berkelanjutan : Pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi dampak lingkungan.
3. Peningkatan Kapasitas Petani : Peningkatan kapasitas petani dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani dalam mengelola pertanian.
F. CONTOH
1. Sistem Pertanian Sawah di Bali, Indonesia : Sistem pertanian sawah di Bali adalah contoh sistem pertanian tradisional yang telah digunakan selama berabad-abad. Sistem ini menggunakan irigasi yang canggih dan pengelolaan air yang baik untuk meningkatkan produktivitas padi.
2. Sistem Pertanian Ladang di Papua, Indonesia : Sistem pertanian ladang di Papua adalah contoh sistem pertanian tradisional yang digunakan oleh masyarakat adat di Papua. Sistem ini menggunakan metode tebang bakar untuk membersihkan lahan dan menanam berbagai jenis tanaman.
3. Sistem Pertanian Terasering di Nepal : Sistem pertanian terasering di Nepal adalah contoh sistem pertanian tradisional yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan di daerah pegunungan.
4. Sistem Pertanian Agroforestri di Afrika : Sistem pertanian agroforestri di Afrika adalah contoh sistem pertanian tradisional yang menggunakan kombinasi tanaman dan pohon untuk meningkatkan produktivitas lahan dan mengurangi erosi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Scott, James C. 1998. Seeing Like a State: How Certain Schemes to Improve the Human Condition Have Failed. New Haven. Yale University Press.
2. Netting, Robert McC. 1993. Smallholders, Householders: Farm Families and the Ecology of Intensive, Sustainable Agriculture. Stanford. Stanford University Press.
3. Rains, David W. 2011. Agriculture in Human History. New York. Facts On File.
4. Sutanto, Dr. Ir. H. 2010. Pertanian Tradisional. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.
5. Soekartawi, Prof. Dr. Ir. H. 2012. Sistem Pertanian Tradisional. Bogor. Penerbit IPB Press.
6. Sudarsono, Dr. Ir. H. 2015. Kearifan Lokal dalam Pertanian. Yogyakarta. Penerbit UGM Press.
7. Sutanto, Dr. Ir. H. 2013. Pertanian Tradisional. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.
8. Soekartawi, Prof. Dr. Ir. H. 2014. Sistem Pertanian Tradisional. Bogor. Penerbit IPB Press.
9. Sudarsono, Dr. Ir. H. 2016. Pengembangan Pertanian Tradisional. Yogyakarta. Penerbit UGM Press.
10. Scott, James C. 1998. Seeing Like a State: How Certain Schemes to Improve the Human Condition Have Failed. New Haven. Yale University Press.
11. Netting, Robert McC. 1993. Smallholders, Householders: Farm Families and the Ecology of Intensive, Sustainable Agriculture. Stanford. Stanford University Press.
12. Rains, David W. 2011. Agriculture in Human History. New York. Facts On File.
13. Hanson, J.C. 2017. Journal of Sustainable Agriculture. "Sustainable Agriculture Practices" Vol. 10 No. 2 hal. 12-20. 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar