Oleh : SRI RAHAYU, S.Pd.
A. Pencatatan.
Siklus akuntansi pencatatan adalah proses pencatatan transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu perusahaan.
a) Langkah Langkah
Berikut adalah langkah-langkah dalam siklus akuntansi pencatatan:
1. Identifikasi Transaksi: Identifikasi transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan, seperti pembelian, penjualan, pembayaran, dan penerimaan.
2. Pencatatan Transaksi: Pencatatan transaksi keuangan dalam jurnal umum atau jurnal khusus, seperti jurnal kas, jurnal bank, dan jurnal pembelian.
3. Pengklasifikasian Transaksi: Pengklasifikasian transaksi keuangan ke dalam akun-akun yang relevan, seperti akun kas, akun bank, akun piutang, dan akun utang.
4. Pengikhtisaran Transaksi: Pengikhtisaran transaksi keuangan dalam bentuk laporan keuangan, seperti neraca dan laporan laba rugi.
b) Pencatatan Transaksi Keuangan
Pencatatan transaksi keuangan adalah langkah penting dalam siklus akuntansi pencatatan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pencatatan transaksi keuangan adalah:
1. Akurasi: Pencatatan transaksi keuangan harus akurat dan teliti untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan juga akurat.
2. Kelengkapan: Pencatatan transaksi keuangan harus lengkap dan mencakup semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
3. Konsistensi: Pencatatan transaksi keuangan harus konsisten dan mengikuti standar akuntansi yang berlaku.
c) Penggunaan Jurnal dan Buku Besar
Penggunaan jurnal dan buku besar sangat penting dalam siklus akuntansi pencatatan. Jurnal digunakan untuk mencatat transaksi keuangan secara kronologis, sedangkan buku besar digunakan untuk mengklasifikasikan transaksi keuangan ke dalam akun-akun yang relevan.
d) Pencatatan Transaksi Keuangan dengan Menggunakan Sistem Akuntansi
Pencatatan transaksi keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem akuntansi manual atau sistem akuntansi komputerisasi. Sistem akuntansi komputerisasi dapat membantu meningkatkan efisiensi dan akurasi pencatatan transaksi keuangan.
e) Penggunaan Teknologi dalam Pencatatan Transaksi Keuangan
Penggunaan teknologi dalam pencatatan transaksi keuangan dapat membantu meningkatkan efisiensi dan akurasi pencatatan transaksi keuangan. Beberapa contoh teknologi yang dapat digunakan dalam pencatatan transaksi keuangan adalah:
1. Sistem akuntansi komputerisasi: Sistem akuntansi komputerisasi dapat membantu mengotomatisasi proses pencatatan transaksi keuangan dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat.
2. Aplikasi akuntansi: Aplikasi akuntansi dapat membantu mengotomatisasi proses pencatatan transaksi keuangan dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat
f) Manfaat Siklus Akuntansi Pencatatan
Siklus akuntansi pencatatan memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Meningkatkan akurasi laporan keuangan: Siklus akuntansi pencatatan dapat membantu meningkatkan akurasi laporan keuangan dengan memastikan bahwa semua transaksi keuangan dicatat dengan benar.
2. Meningkatkan efisiensi: Siklus akuntansi pencatatan dapat membantu meningkatkan efisiensi dengan mengotomatisasi proses pencatatan transaksi keuangan.
3. Membantu pengambilan keputusan: Siklus akuntansi pencatatan dapat membantu pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi keuangan yang akurat dan relevan.
g) Keterbatasan Siklus Akuntansi Pencatatan
Siklus akuntansi pencatatan juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Ketergantungan pada sumber daya manusia: Siklus akuntansi pencatatan masih memerlukan sumber daya manusia untuk melakukan pencatatan transaksi keuangan.
2. Kemungkinan kesalahan: Siklus akuntansi pencatatan masih memiliki kemungkinan kesalahan, baik karena kesalahan manusia maupun kesalahan sistem.
B. Penggolongan
Siklus akuntansi penggolongan adalah proses pengklasifikasian transaksi keuangan ke dalam akun-akun yang relevan dalam suatu perusahaan
a) Langkah-Langkah
. Berikut adalah langkah-langkah dalam siklus akuntansi penggolongan:
1. Identifikasi Akun: Identifikasi akun-akun yang relevan dengan transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan, seperti akun kas, akun bank, akun piutang, dan akun utang.
2. Pengklasifikasian Transaksi: Pengklasifikasian transaksi keuangan ke dalam akun-akun yang relevan berdasarkan pada sifat dan jenis transaksi.
3. Penggunaan Kode Akun: Penggunaan kode akun untuk memudahkan pengklasifikasian transaksi keuangan dan meningkatkan efisiensi.
4. Pengaturan Chart of Accounts: Pengaturan chart of accounts yang sistematis dan logis untuk memudahkan pengklasifikasian transaksi keuangan.
b) Penggunaan Chart of Accounts
Penggunaan chart of accounts yang sistematis dan logis sangat penting dalam siklus akuntansi penggolongan. Chart of accounts dapat membantu memudahkan pengklasifikasian transaksi keuangan dan meningkatkan efisiensi.
c) Pengklasifikasian Akun
Pengklasifikasian akun dapat dilakukan berdasarkan pada beberapa kategori, antara lain:
1. Akun aset: Akun yang terkait dengan aset perusahaan, seperti kas, bank, piutang, dan inventaris.
2. Akun kewajiban: Akun yang terkait dengan kewajiban perusahaan, seperti utang dagang dan utang bank.
3. Akun ekuitas: Akun yang terkait dengan ekuitas perusahaan, seperti modal saham dan laba ditahan.
4. Akun pendapatan: Akun yang terkait dengan pendapatan perusahaan, seperti penjualan dan jasa.
5. Akun biaya: Akun yang terkait dengan biaya perusahaan, seperti biaya produksi dan biaya administrasi.
d) Manfaat Penggolongan Akun
Penggolongan akun memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Meningkatkan efisiensi: Penggolongan akun dapat membantu meningkatkan efisiensi dengan memudahkan pengklasifikasian transaksi keuangan.
2. Meningkatkan akurasi: Penggolongan akun dapat membantu meningkatkan akurasi laporan keuangan dengan memastikan bahwa transaksi keuangan diklasifikasikan dengan benar.
3. Membantu pengambilan keputusan: Penggolongan akun dapat membantu pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi keuangan yang akurat dan relevan.
e) Keterampilan yang Diperlukan dalam Penggolongan Akun
Keterampilan yang diperlukan dalam penggolongan akun antara lain:
1. Keterampilan analitis: Keterampilan analitis diperlukan untuk menganalisis transaksi keuangan dan mengklasifikasikan akun dengan benar.
2. Keterampilan teknis: Keterampilan teknis diperlukan untuk menggunakan sistem akuntansi dan perangkat lunak akuntansi.
3. Keterampilan komunikasi: Keterampilan komunikasi diperlukan untuk menyampaikan informasi keuangan kepada stakeholders.
f) Penggunaan Teknologi dalam Penggolongan Akun
Penggunaan teknologi dalam penggolongan akun dapat membantu meningkatkan efisiensi dan akurasi pengklasifikasian transaksi keuangan. Beberapa contoh teknologi yang dapat digunakan dalam penggolongan akun adalah:
1. Sistem akuntansi komputerisasi: Sistem akuntansi komputerisasi dapat membantu mengotomatisasi proses pengklasifikasian transaksi keuangan dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat.
2. Perangkat lunak akuntansi: Perangkat lunak akuntansi dapat membantu mengotomatisasi proses pengklasifikasian transaksi keuangan dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat.
g) Keterbatasan Penggolongan Akun
Penggolongan akun juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Ketergantungan pada sumber daya manusia: Penggolongan akun masih memerlukan sumber daya manusia untuk melakukan pengklasifikasian transaksi keuangan.
2. Kemungkinan kesalahan: Penggolongan akun masih memiliki kemungkinan kesalahan, baik karena kesalahan manusia maupun kesalahan sistem.
C. Pelaporan
Siklus akuntansi pelaporan adalah proses penyusunan dan penyajian laporan keuangan suatu perusahaan.
a) Langkah-Langkah
Berikut adalah langkah-langkah dalam siklus akuntansi pelaporan:
1. Pengumpulan Data: Pengumpulan data keuangan yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan.
2. Pengolahan Data: Pengolahan data keuangan untuk menghasilkan informasi yang akurat dan relevan.
3. Penyusunan Laporan Keuangan: Penyusunan laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
4. Penyajian Laporan Keuangan: Penyajian laporan keuangan kepada stakeholders, seperti investor, kreditor, dan manajemen.
b) Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang umum disusun dalam siklus akuntansi pelaporan antara lain:
1. Neraca: Laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu.
2. Laporan Laba Rugi: Laporan keuangan yang menyajikan hasil operasi perusahaan selama suatu periode tertentu.
3. Laporan Arus Kas: Laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan keluar perusahaan selama suatu periode tertentu.
c) Penggunaan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat digunakan oleh stakeholders untuk membuat keputusan yang tepat. Beberapa contoh penggunaan laporan keuangan adalah:
1. Investor: Laporan keuangan dapat digunakan oleh investor untuk membuat keputusan investasi.
2. Kreditor: Laporan keuangan dapat digunakan oleh kreditor untuk membuat keputusan kredit.
3. Manajemen: Laporan keuangan dapat digunakan oleh manajemen untuk membuat keputusan strategis.
d) Kualitas Laporan Keuangan
Kualitas laporan keuangan sangat penting dalam siklus akuntansi pelaporan. Beberapa karakteristik kualitas laporan keuangan adalah:
1. Akurasi: Laporan keuangan harus akurat dan bebas dari kesalahan.
2. Kelengkapan: Laporan keuangan harus lengkap dan mencakup semua informasi yang relevan.
3. Keterbacaan: Laporan keuangan harus mudah dipahami dan dibaca oleh stakeholders.
e) Penggunaan Teknologi dalam Pelaporan Keuangan
Penggunaan teknologi dalam pelaporan keuangan dapat membantu meningkatkan efisiensi dan akurasi laporan keuangan. Beberapa contoh teknologi yang dapat digunakan dalam pelaporan keuangan adalah:
1. Sistem akuntansi komputerisasi: Sistem akuntansi komputerisasi dapat membantu mengotomatisasi proses penyusunan laporan keuangan.
2. Perangkat lunak pelaporan keuangan: Perangkat lunak pelaporan keuangan dapat membantu mengotomatisasi proses penyusunan laporan keuangan.
f) Manfaat Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Meningkatkan transparansi: Pelaporan keuangan dapat membantu meningkatkan transparansi keuangan perusahaan.
2. Meningkatkan akuntabilitas: Pelaporan keuangan dapat membantu meningkatkan akuntabilitas manajemen perusahaan.
3. Membantu pengambilan keputusan: Pelaporan keuangan dapat membantu stakeholders membuat keputusan yang tepat.
g) Keterbatasan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Ketergantungan pada sumber daya manusia: Pelaporan keuangan masih memerlukan sumber daya manusia untuk melakukan penyusunan laporan keuangan.
2. Kemungkinan kesalahan: Pelaporan keuangan masih memiliki kemungkinan kesalahan, baik karena kesalahan manusia maupun kesalahan sistem.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2020). Intermediate Accounting. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
2. Weygandt, J. J., Kimmel, P. D., & Kieso, D. E. (2019). Accounting Principles. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
3. Libby, R., Libby, P. A., & Short, D. G. (2018). Financial Accounting. New York, NY: McGraw-Hill Education.
SIKLUS AKUTANSI
Oleh : SRI RAHAYU, S.Pd.
A. Pencatatan.
Siklus akuntansi pencatatan adalah proses pencatatan transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu perusahaan.
a) Langkah Langkah
Berikut adalah langkah-langkah dalam siklus akuntansi pencatatan:
1. Identifikasi Transaksi: Identifikasi transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan, seperti pembelian, penjualan, pembayaran, dan penerimaan.
2. Pencatatan Transaksi: Pencatatan transaksi keuangan dalam jurnal umum atau jurnal khusus, seperti jurnal kas, jurnal bank, dan jurnal pembelian.
3. Pengklasifikasian Transaksi: Pengklasifikasian transaksi keuangan ke dalam akun-akun yang relevan, seperti akun kas, akun bank, akun piutang, dan akun utang.
4. Pengikhtisaran Transaksi: Pengikhtisaran transaksi keuangan dalam bentuk laporan keuangan, seperti neraca dan laporan laba rugi.
b) Pencatatan Transaksi Keuangan
Pencatatan transaksi keuangan adalah langkah penting dalam siklus akuntansi pencatatan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pencatatan transaksi keuangan adalah:
1. Akurasi: Pencatatan transaksi keuangan harus akurat dan teliti untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan juga akurat.
2. Kelengkapan: Pencatatan transaksi keuangan harus lengkap dan mencakup semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
3. Konsistensi: Pencatatan transaksi keuangan harus konsisten dan mengikuti standar akuntansi yang berlaku.
c) Penggunaan Jurnal dan Buku Besar
Penggunaan jurnal dan buku besar sangat penting dalam siklus akuntansi pencatatan. Jurnal digunakan untuk mencatat transaksi keuangan secara kronologis, sedangkan buku besar digunakan untuk mengklasifikasikan transaksi keuangan ke dalam akun-akun yang relevan.
d) Pencatatan Transaksi Keuangan dengan Menggunakan Sistem Akuntansi
Pencatatan transaksi keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem akuntansi manual atau sistem akuntansi komputerisasi. Sistem akuntansi komputerisasi dapat membantu meningkatkan efisiensi dan akurasi pencatatan transaksi keuangan.
e) Penggunaan Teknologi dalam Pencatatan Transaksi Keuangan
Penggunaan teknologi dalam pencatatan transaksi keuangan dapat membantu meningkatkan efisiensi dan akurasi pencatatan transaksi keuangan. Beberapa contoh teknologi yang dapat digunakan dalam pencatatan transaksi keuangan adalah:
1. Sistem akuntansi komputerisasi: Sistem akuntansi komputerisasi dapat membantu mengotomatisasi proses pencatatan transaksi keuangan dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat.
2. Aplikasi akuntansi: Aplikasi akuntansi dapat membantu mengotomatisasi proses pencatatan transaksi keuangan dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat
f) Manfaat Siklus Akuntansi Pencatatan
Siklus akuntansi pencatatan memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Meningkatkan akurasi laporan keuangan: Siklus akuntansi pencatatan dapat membantu meningkatkan akurasi laporan keuangan dengan memastikan bahwa semua transaksi keuangan dicatat dengan benar.
2. Meningkatkan efisiensi: Siklus akuntansi pencatatan dapat membantu meningkatkan efisiensi dengan mengotomatisasi proses pencatatan transaksi keuangan.
3. Membantu pengambilan keputusan: Siklus akuntansi pencatatan dapat membantu pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi keuangan yang akurat dan relevan.
g) Keterbatasan Siklus Akuntansi Pencatatan
Siklus akuntansi pencatatan juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Ketergantungan pada sumber daya manusia: Siklus akuntansi pencatatan masih memerlukan sumber daya manusia untuk melakukan pencatatan transaksi keuangan.
2. Kemungkinan kesalahan: Siklus akuntansi pencatatan masih memiliki kemungkinan kesalahan, baik karena kesalahan manusia maupun kesalahan sistem.
B. Penggolongan
Siklus akuntansi penggolongan adalah proses pengklasifikasian transaksi keuangan ke dalam akun-akun yang relevan dalam suatu perusahaan
a) Langkah-Langkah
. Berikut adalah langkah-langkah dalam siklus akuntansi penggolongan:
1. Identifikasi Akun: Identifikasi akun-akun yang relevan dengan transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan, seperti akun kas, akun bank, akun piutang, dan akun utang.
2. Pengklasifikasian Transaksi: Pengklasifikasian transaksi keuangan ke dalam akun-akun yang relevan berdasarkan pada sifat dan jenis transaksi.
3. Penggunaan Kode Akun: Penggunaan kode akun untuk memudahkan pengklasifikasian transaksi keuangan dan meningkatkan efisiensi.
4. Pengaturan Chart of Accounts: Pengaturan chart of accounts yang sistematis dan logis untuk memudahkan pengklasifikasian transaksi keuangan.
b) Penggunaan Chart of Accounts
Penggunaan chart of accounts yang sistematis dan logis sangat penting dalam siklus akuntansi penggolongan. Chart of accounts dapat membantu memudahkan pengklasifikasian transaksi keuangan dan meningkatkan efisiensi.
c) Pengklasifikasian Akun
Pengklasifikasian akun dapat dilakukan berdasarkan pada beberapa kategori, antara lain:
1. Akun aset: Akun yang terkait dengan aset perusahaan, seperti kas, bank, piutang, dan inventaris.
2. Akun kewajiban: Akun yang terkait dengan kewajiban perusahaan, seperti utang dagang dan utang bank.
3. Akun ekuitas: Akun yang terkait dengan ekuitas perusahaan, seperti modal saham dan laba ditahan.
4. Akun pendapatan: Akun yang terkait dengan pendapatan perusahaan, seperti penjualan dan jasa.
5. Akun biaya: Akun yang terkait dengan biaya perusahaan, seperti biaya produksi dan biaya administrasi.
d) Manfaat Penggolongan Akun
Penggolongan akun memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Meningkatkan efisiensi: Penggolongan akun dapat membantu meningkatkan efisiensi dengan memudahkan pengklasifikasian transaksi keuangan.
2. Meningkatkan akurasi: Penggolongan akun dapat membantu meningkatkan akurasi laporan keuangan dengan memastikan bahwa transaksi keuangan diklasifikasikan dengan benar.
3. Membantu pengambilan keputusan: Penggolongan akun dapat membantu pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi keuangan yang akurat dan relevan.
e) Keterampilan yang Diperlukan dalam Penggolongan Akun
Keterampilan yang diperlukan dalam penggolongan akun antara lain:
1. Keterampilan analitis: Keterampilan analitis diperlukan untuk menganalisis transaksi keuangan dan mengklasifikasikan akun dengan benar.
2. Keterampilan teknis: Keterampilan teknis diperlukan untuk menggunakan sistem akuntansi dan perangkat lunak akuntansi.
3. Keterampilan komunikasi: Keterampilan komunikasi diperlukan untuk menyampaikan informasi keuangan kepada stakeholders.
f) Penggunaan Teknologi dalam Penggolongan Akun
Penggunaan teknologi dalam penggolongan akun dapat membantu meningkatkan efisiensi dan akurasi pengklasifikasian transaksi keuangan. Beberapa contoh teknologi yang dapat digunakan dalam penggolongan akun adalah:
1. Sistem akuntansi komputerisasi: Sistem akuntansi komputerisasi dapat membantu mengotomatisasi proses pengklasifikasian transaksi keuangan dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat.
2. Perangkat lunak akuntansi: Perangkat lunak akuntansi dapat membantu mengotomatisasi proses pengklasifikasian transaksi keuangan dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat.
g) Keterbatasan Penggolongan Akun
Penggolongan akun juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Ketergantungan pada sumber daya manusia: Penggolongan akun masih memerlukan sumber daya manusia untuk melakukan pengklasifikasian transaksi keuangan.
2. Kemungkinan kesalahan: Penggolongan akun masih memiliki kemungkinan kesalahan, baik karena kesalahan manusia maupun kesalahan sistem.
C. Pelaporan
Siklus akuntansi pelaporan adalah proses penyusunan dan penyajian laporan keuangan suatu perusahaan.
a) Langkah-Langkah
Berikut adalah langkah-langkah dalam siklus akuntansi pelaporan:
1. Pengumpulan Data: Pengumpulan data keuangan yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan.
2. Pengolahan Data: Pengolahan data keuangan untuk menghasilkan informasi yang akurat dan relevan.
3. Penyusunan Laporan Keuangan: Penyusunan laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
4. Penyajian Laporan Keuangan: Penyajian laporan keuangan kepada stakeholders, seperti investor, kreditor, dan manajemen.
b) Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang umum disusun dalam siklus akuntansi pelaporan antara lain:
1. Neraca: Laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu.
2. Laporan Laba Rugi: Laporan keuangan yang menyajikan hasil operasi perusahaan selama suatu periode tertentu.
3. Laporan Arus Kas: Laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan keluar perusahaan selama suatu periode tertentu.
c) Penggunaan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat digunakan oleh stakeholders untuk membuat keputusan yang tepat. Beberapa contoh penggunaan laporan keuangan adalah:
1. Investor: Laporan keuangan dapat digunakan oleh investor untuk membuat keputusan investasi.
2. Kreditor: Laporan keuangan dapat digunakan oleh kreditor untuk membuat keputusan kredit.
3. Manajemen: Laporan keuangan dapat digunakan oleh manajemen untuk membuat keputusan strategis.
d) Kualitas Laporan Keuangan
Kualitas laporan keuangan sangat penting dalam siklus akuntansi pelaporan. Beberapa karakteristik kualitas laporan keuangan adalah:
1. Akurasi: Laporan keuangan harus akurat dan bebas dari kesalahan.
2. Kelengkapan: Laporan keuangan harus lengkap dan mencakup semua informasi yang relevan.
3. Keterbacaan: Laporan keuangan harus mudah dipahami dan dibaca oleh stakeholders.
e) Penggunaan Teknologi dalam Pelaporan Keuangan
Penggunaan teknologi dalam pelaporan keuangan dapat membantu meningkatkan efisiensi dan akurasi laporan keuangan. Beberapa contoh teknologi yang dapat digunakan dalam pelaporan keuangan adalah:
1. Sistem akuntansi komputerisasi: Sistem akuntansi komputerisasi dapat membantu mengotomatisasi proses penyusunan laporan keuangan.
2. Perangkat lunak pelaporan keuangan: Perangkat lunak pelaporan keuangan dapat membantu mengotomatisasi proses penyusunan laporan keuangan.
f) Manfaat Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Meningkatkan transparansi: Pelaporan keuangan dapat membantu meningkatkan transparansi keuangan perusahaan.
2. Meningkatkan akuntabilitas: Pelaporan keuangan dapat membantu meningkatkan akuntabilitas manajemen perusahaan.
3. Membantu pengambilan keputusan: Pelaporan keuangan dapat membantu stakeholders membuat keputusan yang tepat.
g) Keterbatasan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Ketergantungan pada sumber daya manusia: Pelaporan keuangan masih memerlukan sumber daya manusia untuk melakukan penyusunan laporan keuangan.
2. Kemungkinan kesalahan: Pelaporan keuangan masih memiliki kemungkinan kesalahan, baik karena kesalahan manusia maupun kesalahan sistem.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2020). Intermediate Accounting. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
2. Weygandt, J. J., Kimmel, P. D., & Kieso, D. E. (2019). Accounting Principles. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
3. Libby, R., Libby, P. A., & Short, D. G. (2018). Financial Accounting. New York, NY: McGraw-Hill Education.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar