DESAIN PENELITIAN PSIKOLOGI
Oleh : SRI RAHAYU, S.Pd
A. DESAIN EKSPERIMENTAL
Desain eksperimental adalah suatu desain penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam desain ini, peneliti memanipulasi variabel independen dan mengukur efeknya pada variabel dependen.
a. Kelebihan Desain Eksperimental
- Dapat menentukan hubungan sebab-akibat antara variabel independen dan variabel dependen.
- Dapat mengontrol variabel-variabel yang tidak relevan dan memfokuskan pada variabel yang diteliti.
- Dapat direplikasi untuk memastikan hasil yang diperoleh.
b. Kekurangan Desain Eksperimental
- Keterbatasan eksternal, yaitu hasil penelitian mungkin tidak dapat digeneralisasikan ke situasi nyata.
- Keterbatasan internal, yaitu penelitian mungkin memiliki bias seleksi atau bias pengukuran.
- Etika, yaitu penelitian mungkin memiliki keterbatasan etis, seperti penggunaan partisipan yang tidak setuju atau penggunaan metode yang tidak etis.
c. Langkah-Langkah Desain Eksperimental
1. Penentuan Hipotesis : Peneliti menentukan hipotesis tentang hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
2. Desain Eksperimen : Peneliti merancang eksperimen yang sesuai dengan hipotesis, termasuk pemilihan partisipan, variabel independen, dan variabel dependen.
3. Manipulasi Variabel Independen : Peneliti memanipulasi variabel independen untuk melihat efeknya pada variabel dependen.
4. Pengukuran Variabel Dependen : Peneliti mengukur variabel dependen untuk melihat efek dari manipulasi variabel independen.
5. Analisis Data : Peneliti menganalisis data yang diperoleh untuk menentukan apakah ada hubungan sebab-akibat antara variabel independen dan variabel dependen.
d. Contoh Penelitian Eksperimental
Penelitian tentang efek musik terhadap kinerja kognitif. Peneliti membagi partisipan menjadi dua kelompok, satu kelompok mendengarkan musik dan kelompok lainnya tidak. Kemudian, peneliti mengukur kinerja kognitif kedua kelompok.
B. DESAIN KUASI EKSPERIMENTAL
Desain kuasi eksperimental adalah suatu jenis desain penelitian yang digunakan dalam psikologi untuk menguji hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel yang diteliti. Desain ini mirip dengan desain eksperimental, tetapi tidak memiliki kontrol penuh atas variabel-variabel yang diteliti.
a. Karakteristik Desain Kuasi Eksperimental
- Tidak Ada Kontrol Penuh : Desain kuasi eksperimental tidak memiliki kontrol penuh atas variabel-variabel yang diteliti, seperti variabel independen dan variabel dependen.
- Penggunaan Kelompok yang Sudah Ada : Desain kuasi eksperimental sering menggunakan kelompok yang sudah ada, seperti kelas atau kelompok sosial, sebagai unit analisis.
- Pengukuran Sebelum dan Sesudah : Desain kuasi eksperimental sering melibatkan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi atau perlakuan.
b Jenis-Jenis Desain Kuasi Eksperimental
- Desain Kelompok Kontrol Non-Ekivalen : Desain ini melibatkan dua kelompok yang tidak ekivalen, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
- Desain Time Series : Desain ini melibatkan pengukuran berulang-ulang pada satu kelompok sebelum dan sesudah intervensi atau perlakuan.
c. Kelebihan Desain Kuasi Eksperimental
- Lebih Mudah Dlilakukan : Desain kuasi eksperimental lebih mudah dilakukan daripada desain eksperimental karena tidak memerlukan kontrol penuh atas variabel-variabel yang diteliti.
- Lebih Relevan dengan Situasi Nyata : Desain kuasi eksperimental lebih relevan dengan situasi nyata karena sering melibatkan kelompok yang sudah ada dan pengukuran dalam konteks alami.
d.Kekurangan Desain Kuasi Eksperimental
- Kurang Validitas Internal : Desain kuasi eksperimental memiliki validitas internal yang lebih rendah daripada desain eksperimental karena tidak memiliki kontrol penuh atas variabel-variabel yang diteliti.
- Kurang Dapat Mengontrol Variabel Eksternal : Desain kuasi eksperimental kurang dapat mengontrol variabel eksternal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
C DESAIN SURVEI
Desain survei adalah suatu pendekatan penelitian yang digunakan dalam psikologi untuk mengumpulkan data tentang karakteristik, pendapat, atau perilaku responden melalui kuesioner atau wawancara.
a. Tujuan Desain Survei
Tujuan desain survei adalah untuk mengumpulkan data yang akurat dan representatif tentang populasi yang sedang dipelajari. Desain survei dapat digunakan untuk mempelajari berbagai topik, seperti pendapat, perilaku, dan karakteristik responden.
b. Langkah-Langkah Desain Survei
Berikut adalah langkah-langkah yang umum digunakan dalam desain survei:
1. Menentukan Tujuan Survei : Peneliti menentukan tujuan survei dan apa yang ingin dicapai.
2. Mengidentifikasi Populasi : Peneliti mengidentifikasi populasi yang ingin dipelajari dan menentukan sampel yang representatif.
3. Mengembangkan Kuesioner : Peneliti mengembangkan kuesioner yang efektif dan mudah dipahami oleh responden.
4. Mengumpulkan Data : Peneliti mengumpulkan data melalui kuesioner atau wawancara.
5. Menganalisis Data : Peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan dan membuat kesimpulan berdasarkan temuan.
c. Kelebihan Desain Survei
Desain survei memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1. Dapat Mengumpulkan Data dari Sampel yang Besar : Desain survei dapat mengumpulkan data dari sampel yang besar dan representatif, sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas.
2. Dapat Menghemat Waktu dan Biaya : Desain survei dapat menghemat waktu dan biaya dibandingkan dengan metode penelitian lain, seperti eksperimen atau observasi.
d. Keterbatasan Desain Survei
Desain survei juga memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Dapat Dipengaruhi oleh Bias : Desain survei dapat dipengaruhi oleh bias responden, seperti bias sosial atau bias kognitif.
2. Kualitas Data Tergantung pada Kuesioner : Kualitas data yang dikumpulkan melalui survei tergantung pada kualitas kuesioner yang digunakan.
e. Contoh Desain Survei
Desain survei dapat digunakan dalam berbagai bidang psikologi, seperti:
1. Psikologi Sosial : Desain survei dapat digunakan untuk mempelajari pendapat dan perilaku sosial responden.
2. Psikologi Klinis : Desain survei dapat digunakan untuk mempelajari gejala-gejala psikopatologi pada populasi tertentu
D. DESAIN STUDI KASUS
Desain studi kasus adalah salah satu desain penelitian psikologi yang digunakan untuk mempelajari secara mendalam tentang suatu kasus atau fenomena tertentu
a. Definisi Desain Studi Kasus
Desain studi kasus adalah suatu pendekatan penelitian yang digunakan untuk mempelajari secara mendalam tentang suatu kasus atau fenomena tertentu. Desain ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang rinci dan mendalam tentang kasus yang sedang dipelajari.
b. Karakteristik Desain Studi Kasus
Desain studi kasus memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
1. Fokus pada kasus tertentu : Desain studi kasus fokus pada mempelajari suatu kasus atau fenomena tertentu secara mendalam.
2. Pengumpulan data yang rinci : Desain studi kasus memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang rinci dan mendalam tentang kasus yang sedang dipelajari.
3. Analisis data yang mendalam : Desain studi kasus memungkinkan peneliti untuk melakukan analisis data yang mendalam dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kasus yang sedang dipelajari.
c. Jenis Desain Studi Kasus
Desain studi kasus dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Studi kasus tunggal : Studi kasus tunggal adalah desain studi kasus yang fokus pada mempelajari satu kasus atau fenomena tertentu.
2. Studi kasus komparatif : Studi kasus komparatif adalah desain studi kasus yang membandingkan dua atau lebih kasus atau fenomena yang berbeda.
d. Kelebihan Desain Studi Kasus
Desain studi kasus memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1. Memungkinkan pengumpulan data yang rinci : Desain studi kasus memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang rinci dan mendalam tentang kasus yang sedang dipelajari.
2. Memungkinkan analisis data yang mendalam : Desain studi kasus memungkinkan peneliti untuk melakukan analisis data yang mendalam dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kasus yang sedang dipelajari.
e. Kekurangan Desain Studi Kasus
Desain studi kasus juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
1. Keterbatasan generalisasi : Desain studi kasus memiliki keterbatasan generalisasi, karena hasil penelitian hanya berlaku untuk kasus yang sedang dipelajari.
2. Keterbatasan waktu dan biaya : Desain studi kasus dapat memerlukan waktu dan biaya yang besar, karena peneliti harus mengumpulkan data yang rinci dan mendalam tentang kasus yang sedang dipelajari
E. DESAIN LONGITUDINAL
Desain longitudinal adalah salah satu jenis desain penelitian psikologi yang digunakan untuk mempelajari perubahan atau perkembangan suatu fenomena atau variabel dalam jangka waktu tertentu.
a. Definisi Desain Longitudinal
Desain longitudinal adalah suatu desain penelitian yang melibatkan pengumpulan data dari sampel yang sama pada beberapa titik waktu yang berbeda. Tujuan dari desain longitudinal adalah untuk mempelajari perubahan atau perkembangan suatu fenomena atau variabel dalam jangka waktu tertentu.
b. Kelebihan Desain Longitudinal
1. Mengukur Perubahan : Desain longitudinal memungkinkan peneliti untuk mengukur perubahan atau perkembangan suatu fenomena atau variabel dalam jangka waktu tertentu.
2. Mengidentifikasi Pola : Desain longitudinal dapat membantu peneliti mengidentifikasi pola atau tren dalam perubahan atau perkembangan suatu fenomena atau variabel.
3. Mengontrol Variabel : Desain longitudinal memungkinkan peneliti untuk mengontrol variabel-variabel yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
c. Kekurangan Desain Longitudinal
1. Waktu dan Biaya : Desain longitudinal memerlukan waktu dan biaya yang besar untuk mengumpulkan data dari sampel yang sama pada beberapa titik waktu yang berbeda.
2. Kehilangan Sampel : Desain longitudinal dapat mengalami kehilangan sampel karena partisipan dapat meninggalkan penelitian atau tidak dapat dihubungi lagi.
3. Pengaruh Waktu : Desain longitudinal dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor waktu, seperti perubahan sosial atau ekonomi, yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
d. Contoh Desain Longitudinal
- Penelitian tentang perkembangan kognitif anak-anak dari usia 3 hingga 6 tahun.
- Penelitian tentang perubahan perilaku kesehatan pada orang dewasa yang mengikuti program intervensi kesehatan.
F. DESAIN CROSS SECTIONAL
a. Definisi Desain Cross-Sectional
Desain cross-sectional adalah desain penelitian yang melibatkan pengumpulan data dari sampel populasi pada satu titik waktu tertentu. Dalam desain ini, peneliti mengumpulkan data dari berbagai individu atau kelompok pada satu waktu tertentu untuk memahami fenomena atau variabel yang sedang dipelajari.
b. Kelebihan Desain Cross-Sectional
1. Efisiensi Waktu dan Biaya : Desain cross-sectional relatif cepat dan murah dibandingkan dengan desain longitudinal, karena peneliti hanya perlu mengumpulkan data pada satu titik waktu tertentu.
2. Pengumpulan Data yang Luas : Desain cross-sectional memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data dari sampel yang besar dan beragam, sehingga dapat meningkatkan generalisasi hasil penelitian.
c. Keterbatasan Desain Cross-Sectional
1. Tidak Dapat Menentukan Kausalitas : Desain cross-sectional tidak dapat menentukan hubungan sebab-akibat antara variabel, karena data dikumpulkan pada satu titik waktu tertentu.
2. Pengaruh Variabel Eksternal : Desain cross-sectional rentan terhadap pengaruh variabel eksternal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
d. Contoh Desain Cross-Sectional
Contoh desain cross-sectional dalam psikologi adalah penelitian tentang hubungan antara stres dan kinerja kognitif pada mahasiswa. Peneliti dapat mengumpulkan data tentang tingkat stres dan kinerja kognitif dari sampel mahasiswa pada satu titik waktu tertentu, kemudian menganalisis hubungan antara kedua variabel tersebut.
G. DESAIN CAMPURAN
Desain campuran (mixed-methods design) adalah suatu pendekatan penelitian yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian. Desain ini memungkinkan peneliti untuk memanfaatkan kelebihan dari kedua metode tersebut dan memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena yang diteliti.
a. Kelebihan Desain Campuran
1. Mengintegrasikan Data Kuantitatif dan Kualitatif : Desain campuran memungkinkan peneliti untuk mengintegrasikan data kuantitatif dan kualitatif, sehingga memperoleh pemahaman yang lebih lengkap tentang fenomena yang diteliti.
2. Meningkatkan Validitas : Desain campuran dapat meningkatkan validitas penelitian dengan menggunakan metode yang berbeda untuk mengumpulkan data.
3. Mengembangkan Pemahaman yang Lebih Komprehensif : Desain campuran memungkinkan peneliti untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena yang diteliti dengan menggunakan metode yang berbeda.
b. Jenis Desain Campuran
1. Desain Campuran Sekuensial : Desain campuran sekuensial melibatkan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif secara berurutan.
2. Desain Campuran Konkurensi : Desain campuran konkurensi melibatkan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan.
c. Langkah-Langkah Desain Campuran
1. Menentukan Tujuan Penelitian : Peneliti harus menentukan tujuan penelitian dan memilih desain campuran yang sesuai.
2. Mengumpulkan Data Kuantitatif dan Kualitatif : Peneliti harus mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan desain campuran yang dipilih.
3. Menganalisis Data : Peneliti harus menganalisis data kuantitatif dan kualitatif secara terpisah dan kemudian mengintegrasikan hasilnya
d. Contoh
Contoh desain campuran adalah penelitian tentang pengalaman stres pada mahasiswa. Peneliti dapat menggunakan desain campuran sekuensial dengan mengumpulkan data kuantitatif tentang tingkat stres mahasiswa menggunakan kuesioner, kemudian mengumpulkan data kualitatif tentang pengalaman stres mahasiswa melalui wawancara. Dengan demikian, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang pengalaman stres pada mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kantowitz, B. H., Roediger, H. L., & Elmes, D. G. (2015). Experimental Psychology. Wadsworth, Cengage Learning, Boston.
2. Creswell, J. W. (2012). Research Methods in Psychology. Pearson Education, New York.
3. Santrock, J. W., & Bocknek, A. M. (2014). Research Methods in Psychology. McGraw-Hill, New York.
4. Fowler Jr., F. J. (2014). Survey Research Methods. Sage Publications, Thousand Oaks.
5. Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Sage Publications, Thousand Oaks.
6. Yin, R. K. (2014). Case Study Research: Design and Methods. Sage Publications, Thousand Oaks.
7. Menard, S. (2010). Longitudinal Research. Sage Publications, Thousand Oaks.
8. Creswell, J. W., & Plano Clark, V. L. (2011). Mixed Methods Research: A Guide to the Field. Sage Publications, Thousand Oaks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar