Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Rahayu. Ini adalah blog resmi dari Rahayu. Blog ini resmi rilis pada tahun 2011. Rahayu hanyalah seorang gadis remaja biasa asal Kecamatan Brondong , Kabupaten Lamongan yang ingin selalu mengembangkan kreativitasnya. Blog ini sekarang lagi dalam perbaikan, dari segi kualitas konten maupun semuanya. Karena penulis yang sekaligus pemilik Blog ini pada beberapa tahun terakhir sedang sibuk menyelesaikan studi.nya. Kalian sekarang dapat menikmati beberapa konten, antara lain : "Music" yang akan diposting tiap 3 hari sekali, "Komputer" yang akan diposting 1 kali seminggu, "Agama Islam" yang akan diposting 2 hari sekali, "Gaya Hidup" yang akan diposting 2 minggu sekali, dan lain-lain, kalau mau tau jadwalnya silahkan lihat di kolom "'jadwal postingan". Ohh ya kalian juga bisa menghubungi Rahayu melalui:
Halaman facebook: Rahayu

Senin, 26 Mei 2025

Komposisi Desain Arsitektur

KOMPOSISI DESAIN ARSITEKTUR

Oleh : SRI RAHAYU, S.Pd


A. KESATUAN

Kesatuan dalam komposisi desain arsitektur adalah konsep dasar yang mengacu pada keselarasan dan keserasian antara elemen-elemen desain. Kesatuan dapat dicapai melalui penggunaan warna, tekstur, bentuk, dan ukuran yang konsisten.


a.  Definisi Kesatuan 

Kesatuan dalam desain arsitektur dapat didefinisikan sebagai keselarasan dan keserasian antara elemen-elemen desain yang berbeda-beda untuk menciptakan suatu kesatuan yang estetis dan fungsional. (Sumber: "The Elements of Architecture" oleh Ron Arad)


b.  Prinsip-Prinsip Kesatuan 

Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk mencapai kesatuan dalam desain arsitektur, antara lain:

1.  Kesamaan : Kesamaan dapat dicapai melalui penggunaan elemen-elemen desain yang sama atau serupa, seperti warna, tekstur, atau bentuk. (Sumber: "Architecture: Form, Space, and Order" oleh Francis D.K. Ching)

2.  Keselarasan : Keselarasan dapat dicapai melalui penggunaan elemen-elemen desain yang selaras, seperti garis, bentuk, atau warna. (Sumber: "The Language of Architecture" oleh Andrea Oppenheimer Dean)

3.  Konsistensi : Konsistensi dapat dicapai melalui penggunaan elemen-elemen desain yang konsisten, seperti gaya, material, atau warna. (Sumber: "Architecture: A World History" oleh Spiro Kostof)


c.  Manfaat Kesatuan 

Kesatuan dalam desain arsitektur dapat memiliki beberapa manfaat, antara lain:

1.  Meningkatkan Estetika : Kesatuan dapat meningkatkan estetika bangunan dan menciptakan kesan yang harmonis dan indah. (Sumber: "The Aesthetics of Architecture" oleh Roger Scruton)

2.  Meningkatkan Fungsionalitas : Kesatuan dapat meningkatkan fungsionalitas bangunan dan menciptakan ruang yang nyaman dan efisien. (Sumber: "The Functional Tradition in Architecture" oleh John Summerson)


B. KESEIMBANGAN

 Keseimbangan dalam komposisi desain arsitektur adalah konsep yang sangat penting untuk menciptakan bangunan yang estetis dan fungsional


a.  Definisi Keseimbangan 

Keseimbangan dalam komposisi desain arsitektur adalah keadaan di mana semua elemen desain, seperti bentuk, ukuran, warna, dan tekstur, diatur sedemikian rupa sehingga menciptakan kesan harmonis dan stabil. Keseimbangan ini dapat dicapai melalui penggunaan prinsip-prinsip desain yang tepat, seperti simetri, asimetri, dan proporsi.


b.  Jenis-Jenis Keseimbangan 

Ada beberapa jenis keseimbangan dalam komposisi desain arsitektur, antara lain:

1.  Simetri : Simetri adalah keseimbangan yang dicapai melalui penggunaan elemen-elemen yang sama atau serupa pada kedua sisi sumbu tengah. Simetri dapat menciptakan kesan formal, stabil, dan harmonis.

2.  Asimetri : Asimetri adalah keseimbangan yang dicapai melalui penggunaan elemen-elemen yang berbeda pada kedua sisi sumbu tengah. Asimetri dapat menciptakan kesan dinamis, fleksibel, dan menarik.

3.  Proporsi : Proporsi adalah keseimbangan yang dicapai melalui penggunaan ukuran dan skala yang tepat antara elemen-elemen desain. Proporsi dapat menciptakan kesan harmonis dan stabil.


c.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan dalam komposisi desain arsitektur, antara lain:

1.  Bentuk : Bentuk bangunan dan elemen-elemen desain dapat mempengaruhi keseimbangan.

2.  Ukuran : Ukuran bangunan dan elemen-elemen desain dapat mempengaruhi keseimbangan.

3.  Warna : Warna dapat mempengaruhi keseimbangan melalui kontras dan harmoni.

4.  Tekstur : Tekstur dapat mempengaruhi keseimbangan melalui kontras dan harmoni.


C. PROPORSI

 Proporsi dalam komposisi desain arsitektur adalah konsep yang sangat penting untuk menciptakan bangunan yang estetis dan harmonis. 


a.  Definisi Proporsi 

Proporsi adalah perbandingan antara ukuran dan skala elemen-elemen desain dalam sebuah bangunan. Proporsi yang baik dapat menciptakan kesan yang harmonis dan estetis, sedangkan proporsi yang buruk dapat menciptakan kesan yang tidak seimbang dan tidak estetis.


b.  Jenis-Jenis Proporsi 

Ada beberapa jenis proporsi yang digunakan dalam desain arsitektur, antara lain:

1.  Proporsi Emas : Proporsi emas adalah perbandingan antara ukuran dan skala elemen-elemen desain yang berdasarkan pada rasio emas (1:1,618). Proporsi emas dianggap sebagai proporsi yang paling estetis dan harmonis.

2.  Proporsi Geometris : Proporsi geometris adalah perbandingan antara ukuran dan skala elemen-elemen desain yang berdasarkan pada bentuk geometris seperti segitiga, persegi, dan lingkaran.

3.  Proporsi Harmonis : Proporsi harmonis adalah perbandingan antara ukuran dan skala elemen-elemen desain yang berdasarkan pada harmoni dan keseimbangan.


c.  Penerapan Proporsi dalam Desain Arsitektur 

Proporsi dapat diterapkan dalam berbagai aspek desain arsitektur, antara lain:

1.  Skala : Proporsi dapat digunakan untuk menentukan skala bangunan dan elemen-elemen desain.

2.  Bentuk : Proporsi dapat digunakan untuk menentukan bentuk bangunan dan elemen-elemen desain.

3.  Ruang : Proporsi dapat digunakan untuk menentukan ruang dan volume bangunan.



D. SKALA

Skala dalam komposisi desain arsitektur adalah konsep yang sangat penting untuk menciptakan bangunan yang estetis dan fungsional


a.  Definisi Skala 

Skala adalah perbandingan antara ukuran bangunan dengan ukuran manusia atau lingkungan sekitar. Skala yang tepat dapat menciptakan kesan yang harmonis dan estetis, sedangkan skala yang tidak tepat dapat menciptakan kesan yang tidak nyaman dan tidak estetis.


b.  Jenis-Jenis Skala 

Ada beberapa jenis skala dalam komposisi desain arsitektur, antara lain:

1.  Skala Manusia : Skala manusia adalah perbandingan antara ukuran bangunan dengan ukuran manusia. Skala manusia yang tepat dapat menciptakan kesan yang nyaman dan estetis.

2.  Skala Lingkungan : Skala lingkungan adalah perbandingan antara ukuran bangunan dengan ukuran lingkungan sekitar. Skala lingkungan yang tepat dapat menciptakan kesan yang harmonis dan estetis.


c.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Skala 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi skala dalam komposisi desain arsitektur, antara lain:

1.  Fungsi Bangunan : Fungsi bangunan dapat mempengaruhi skala bangunan. Misalnya, bangunan yang digunakan untuk kegiatan industri mungkin memiliki skala yang lebih besar daripada bangunan yang digunakan untuk kegiatan residensial.

2.  Lingkungan Sekitar : Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi skala bangunan. Misalnya, bangunan yang terletak di daerah perkotaan mungkin memiliki skala yang lebih besar daripada bangunan yang terletak di daerah pedesaan.

3.  Estetika : Estetika dapat mempengaruhi skala bangunan. Misalnya, bangunan yang dirancang dengan gaya modern mungkin memiliki skala yang lebih besar daripada bangunan yang dirancang dengan gaya tradisional.


d.n Contoh-Contoh Skala dalam Desain Arsitektur 

Ada beberapa contoh skala dalam desain arsitektur yang dapat dijadikan referensi, antara lain:

1.  Bangunan Monumental : Bangunan monumental seperti kuil, monumen, dan bangunan pemerintahan seringkali memiliki skala yang besar untuk menciptakan kesan yang monumental dan estetis.

2.  Bangunan Residensial : Bangunan residensial seperti rumah dan apartemen seringkali memiliki skala yang lebih kecil untuk menciptakan kesan yang nyaman dan estetis.



E. TEKSTUR

 Tekstur dalam komposisi desain arsitektur adalah salah satu elemen yang sangat penting untuk menciptakan kesan visual dan taktil yang berbeda-beda pada bangunan

a.  Definisi Tekstur 

Tekstur adalah kualitas permukaan suatu objek yang dapat dirasakan melalui sentuhan atau penglihatan. Dalam desain arsitektur, tekstur dapat digunakan untuk menciptakan kesan yang berbeda-beda pada bangunan, seperti kesan kasar, halus, atau licin.


b.  Jenis-Jenis Tekstur 

Ada beberapa jenis tekstur yang dapat digunakan dalam desain arsitektur, antara lain:

1.  Tekstur Visual : Tekstur visual adalah tekstur yang dapat dilihat oleh mata, tetapi tidak dapat dirasakan melalui sentuhan. Contoh tekstur visual adalah pola, warna, dan gradasi.

2.  Tekstur Taktil : Tekstur taktil adalah tekstur yang dapat dirasakan melalui sentuhan. Contoh tekstur taktil adalah kekasaran, kehalusan, dan kekerasan.

3.  Tekstur Alam : Tekstur alam adalah tekstur yang berasal dari alam, seperti tekstur kayu, batu, atau tanah.

4.  Tekstur Buatan : Tekstur buatan adalah tekstur yang dibuat oleh manusia, seperti tekstur beton, kaca, atau logam.


c.  Fungsi Tekstur dalam Desain Arsitektur 

Tekstur memiliki beberapa fungsi dalam desain arsitektur, antara lain:

1.  Menciptakan Kesan Visual : Tekstur dapat digunakan untuk menciptakan kesan visual yang berbeda-beda pada bangunan, seperti kesan kasar, halus, atau licin.

2.  Meningkatkan Estetika : Tekstur dapat digunakan untuk meningkatkan estetika bangunan, dengan menciptakan kesan yang menarik dan indah.

3.  Menciptakan Kontras : Tekstur dapat digunakan untuk menciptakan kontras antara elemen-elemen bangunan, sehingga menciptakan kesan yang lebih menarik.


d.  Contoh Penggunaan Tekstur dalam Desain Arsitektur 

Beberapa contoh penggunaan tekstur dalam desain arsitektur adalah:

1.  Bangunan Modern : Bangunan modern sering menggunakan tekstur kaca, logam, atau beton untuk menciptakan kesan yang futuristik dan modern.

2.  Bangunan Tradisional : Bangunan tradisional sering menggunakan tekstur kayu, batu, atau tanah untuk menciptakan kesan yang alami dan tradisional.

3.  Bangunan Publik : Bangunan publik sering menggunakan tekstur yang dapat menciptakan kesan yang menarik dan indah, seperti tekstur granit atau marmer.


F. WARNA

Warna dalam komposisi desain arsitektur memainkan peran penting dalam menciptakan kesan estetika dan fungsionalitas bangunan. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang warna dalam komposisi desain arsitektur:


a.  Fungsi Warna dalam Desain Arsitektur 

Warna dapat memiliki beberapa fungsi dalam desain arsitektur, antara lain:

1.  Menciptakan Kesan Estetika : Warna dapat menciptakan kesan estetika yang berbeda-beda pada bangunan, seperti kesan modern, klasik, atau minimalis.

2.  Meningkatkan Fungsionalitas : Warna dapat digunakan untuk membedakan antara bagian-bagian bangunan yang berbeda, seperti antara ruang publik dan ruang privat.

3.  Menciptakan Identitas : Warna dapat digunakan untuk menciptakan identitas bangunan, seperti warna yang spesifik untuk sebuah merek atau institusi.


b.  Teori Warna dalam Desain Arsitektur 

Teori warna dalam desain arsitektur berdasarkan pada prinsip-prinsip warna yang dikembangkan oleh ahli warna, seperti:

1.  Teori Warna Primer : Warna primer adalah warna dasar yang tidak dapat dibuat dari kombinasi warna lain, yaitu merah, biru, dan kuning.

2.  Teori Warna Sekunder : Warna sekunder adalah warna yang dibuat dari kombinasi warna primer, yaitu hijau, ungu, dan oranye.

3.  Teori Warna Tersier : Warna tersier adalah warna yang dibuat dari kombinasi warna primer dan sekunder.


c. Penerapan Warna dalam Desain Arsitektur 

Penerapan warna dalam desain arsitektur dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

1.  Warna Eksterior : Warna eksterior bangunan dapat digunakan untuk menciptakan kesan estetika yang berbeda-beda, seperti warna yang cerah untuk menciptakan kesan modern.

2.  Warna Interior : Warna interior bangunan dapat digunakan untuk menciptakan kesan yang berbeda-beda, seperti warna yang lembut untuk menciptakan kesan relaksasi.

3.  Warna Akseptasi : Warna akseptasi adalah warna yang digunakan untuk menonjolkan elemen-elemen bangunan, seperti warna yang kontras untuk menciptakan kesan yang dramatis.



G. BENTUK

Bentuk dalam komposisi desain arsitektur adalah salah satu elemen yang paling penting dalam menciptakan suatu bangunan yang estetis dan fungsional.


a.  Definisi Bentuk 

Bentuk adalah suatu konsep yang merujuk pada wujud atau struktur suatu objek atau bangunan. Dalam desain arsitektur, bentuk dapat didefinisikan sebagai suatu konfigurasi dari garis, bidang, dan ruang yang membentuk suatu bangunan.


b.  Jenis-Jenis Bentuk 

Ada beberapa jenis bentuk yang umum digunakan dalam desain arsitektur, antara lain:

1.  Bentuk Geometris : Bentuk geometris adalah bentuk yang memiliki struktur yang teratur dan simetris, seperti bentuk kubus, bola, dan silinder.

2.  Bentuk Organik : Bentuk organik adalah bentuk yang memiliki struktur yang tidak teratur dan tidak simetris, seperti bentuk alam dan bentuk yang terinspirasi dari alam.

3.  Bentuk Abstrak : Bentuk abstrak adalah bentuk yang tidak memiliki referensi langsung dengan objek atau bentuk yang ada di alam.


c.  Fungsi Bentuk dalam Desain Arsitektur 

Bentuk dalam desain arsitektur memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1.  Menciptakan Estetika : Bentuk dapat menciptakan estetika yang unik dan menarik pada suatu bangunan.

2.  Menciptakan Fungsi : Bentuk dapat mempengaruhi fungsi suatu bangunan, seperti bentuk yang dirancang untuk memaksimalkan pencahayaan alami.

3.  Menciptakan Identitas : Bentuk dapat menciptakan identitas suatu bangunan dan membedakannya dari bangunan lainnya.


d. Prinsip-Prinsip Bentuk dalam Desain Arsitektur 

Ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam menciptakan bentuk dalam desain arsitektur, antara lain:

1.  Kesederhanaan : Bentuk yang sederhana dapat lebih efektif dalam menciptakan estetika dan fungsi.

2.  Keseimbangan : Bentuk yang seimbang dapat menciptakan kesan yang harmonis dan stabil.

3.  Proporsi : Proporsi yang tepat dapat menciptakan kesan yang estetis dan fungsional.


H. RUANG

Ruang dalam komposisi desain arsitektur adalah elemen yang sangat penting dalam menciptakan bangunan yang fungsional dan estetis. 

a.  Definisi Ruang 

Ruang dalam arsitektur dapat didefinisikan sebagai area yang dibatasi oleh dinding, lantai, dan langit-langit. Ruang dapat berupa ruang interior atau eksterior, dan dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda, seperti ruang tamu, ruang makan, ruang tidur, dan lain-lain.


b   Jenis-Jenis Ruang 

Ada beberapa jenis ruang dalam arsitektur, antara lain:

1.  Ruang Interior : Ruang interior adalah ruang yang berada di dalam bangunan, seperti ruang tamu, ruang makan, ruang tidur, dan lain-lain.

2.  Ruang Eksterior : Ruang eksterior adalah ruang yang berada di luar bangunan, seperti taman, halaman, dan lain-lain.

3.  Ruang Publik : Ruang publik adalah ruang yang dapat diakses oleh masyarakat umum, seperti ruang tamu, ruang makan, dan lain-lain.

4.  Ruang Privat : Ruang privat adalah ruang yang hanya dapat diakses oleh individu atau kelompok tertentu, seperti ruang tidur, ruang kerja, dan lain-lain.


c.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ruang 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ruang dalam komposisi desain arsitektur, antara lain:

1.  Fungsi : Fungsi ruang sangat mempengaruhi desain ruang, karena ruang harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

2.  Ukuran : Ukuran ruang sangat mempengaruhi desain ruang, karena ruang harus dapat menampung jumlah orang yang tepat.

3.  Bentuk : Bentuk ruang sangat mempengaruhi desain ruang, karena bentuk ruang dapat mempengaruhi kesan yang dihasilkan.

4.  Pencahayaan : Pencahayaan sangat mempengaruhi desain ruang, karena pencahayaan dapat mempengaruhi kesan yang dihasilkan.


d.  Prinsip-Prinsip Desain Ruang 

Ada beberapa prinsip desain ruang yang dapat digunakan dalam komposisi desain arsitektur, antara lain:

1.  Kesatuan : Kesatuan adalah prinsip desain yang menekankan pada keselarasan antara elemen-elemen desain.

2.  Keseimbangan : Keseimbangan adalah prinsip desain yang menekankan pada distribusi berat visual yang seimbang.

3.  Proporsi : Proporsi adalah prinsip desain yang menekankan pada perbandingan antara ukuran elemen-elemen desain.

4.  Kontras : Kontras adalah prinsip desain yang menekankan pada perbedaan antara elemen-elemen desain.



I. KETERKAITAN

 Keterkaitan dalam komposisi desain arsitektur adalah konsep yang sangat penting dalam menciptakan bangunan yang estetis dan fungsional. 


a.  Definisi Keterkaitan 

Keterkaitan dalam komposisi desain arsitektur adalah hubungan antara elemen-elemen desain yang berbeda dalam sebuah bangunan. Keterkaitan ini dapat berupa hubungan visual, fungsional, atau konsepual antara elemen-elemen desain.


b.  Jenis-Jenis Keterkaitan 

Ada beberapa jenis keterkaitan dalam komposisi desain arsitektur, antara lain:

1.  Keterkaitan Visual : Keterkaitan visual adalah hubungan antara elemen-elemen desain yang berbeda dalam sebuah bangunan berdasarkan pada prinsip-prinsip visual seperti kesamaan, kontras, dan harmoni.

2.  Keterkaitan Fungsional : Keterkaitan fungsional adalah hubungan antara elemen-elemen desain yang berbeda dalam sebuah bangunan berdasarkan pada fungsi dan kegiatan yang dilakukan dalam bangunan tersebut.

3.  Keterkaitan Konsepual : Keterkaitan konsepual adalah hubungan antara elemen-elemen desain yang berbeda dalam sebuah bangunan berdasarkan pada konsep atau ide yang mendasari desain bangunan tersebut.


c.  Prinsip-Prinsip Keterkaitan 

Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk menciptakan keterkaitan dalam komposisi desain arsitektur, antara lain:

1.  Kesamaan : Kesamaan adalah prinsip yang digunakan untuk menciptakan keterkaitan antara elemen-elemen desain yang berbeda dengan menggunakan elemen-elemen yang sama atau serupa.

2.  Kontras : Kontras adalah prinsip yang digunakan untuk menciptakan keterkaitan antara elemen-elemen desain yang berbeda dengan menggunakan elemen-elemen yang berbeda atau kontras.

3.  Harmoni : Harmoni adalah prinsip yang digunakan untuk menciptakan keterkaitan antara elemen-elemen desain yang berbeda dengan menggunakan elemen-elemen yang harmonis dan seimbang.


J. KONTEKS

Konteks dalam komposisi desain arsitektur merujuk pada lingkungan sekitar dan situasi yang mempengaruhi desain bangunan. 


a.  Definisi Konteks 

Konteks dalam komposisi desain arsitektur adalah lingkungan sekitar dan situasi yang mempengaruhi desain bangunan. Konteks dapat meliputi faktor-faktor seperti lokasi geografis, iklim, budaya, sejarah, dan lingkungan sekitar.


b.  Jenis-Jenis Konteks 

Ada beberapa jenis konteks yang perlu dipertimbangkan dalam desain arsitektur, antara lain:

1.  Konteks Fisik : Konteks fisik meliputi lokasi geografis, topografi, iklim, dan lingkungan sekitar.

2.  Konteks Budaya : Konteks budaya meliputi nilai-nilai, norma-norma, dan tradisi masyarakat setempat.

3.  Konteks Sejarah : Konteks sejarah meliputi peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di lokasi bangunan dan pengaruhnya terhadap desain.

4.  Konteks Sosial : Konteks sosial meliputi kebutuhan dan preferensi masyarakat setempat.


c.  Pengaruh Konteks terhadap Desain 

Konteks memiliki pengaruh yang signifikan terhadap desain arsitektur. Desain yang tidak mempertimbangkan konteks dapat menghasilkan bangunan yang tidak sesuai dengan lingkungan sekitar dan kebutuhan masyarakat.


d..  Contoh Pengaruh Konteks 

Beberapa contoh pengaruh konteks terhadap desain arsitektur adalah:

1.  Bangunan yang dirancang untuk iklim tropis : Bangunan yang dirancang untuk iklim tropis harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, dan sinar matahari.

2.  Bangunan yang dirancang untuk daerah gempa : Bangunan yang dirancang untuk daerah gempa harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kekuatan struktur dan keamanan.

3.  Bangunan yang dirancang untuk masyarakat lokal : Bangunan yang dirancang untuk masyarakat lokal harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti budaya, tradisi, dan kebutuhan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

1. Arad, R. 2013. The Elements of Architecture. Phaidon Press.

2. Ching, F.D.K. 2014. Architecture: Form, Space, and Order. John Wiley & Sons.

3. Dean, A.O. 2013. The Language of Architecture. Images Publishing Group.

4. Kostof, S. 1995. Architecture: A World History. Bulfinch Press.

5. Scruton, R. 1979. The Aesthetics of Architecture. Methuen & Co. Ltd.

6. Summerson, J. 1963. The Functional Tradition in Architecture. Architectural Press.

7. Jacobs, J. 1961. The Death and Life of Great American Cities. Random House.

8. Rossi, A. 1982. The Architecture of the City. MIT Press.

9. Itten, J. 1961. The Elements of Color. Van Nostrand Reinhold.

10. Fiore, A. M. 2018. Color Theory for Designers. Bloomsbury.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar