KURIKULUM KTSP
Oleh : SRI RAHAYU, S.Pd.
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sebagai penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang diperkenalkan sebelumnya. Berikut beberapa latar belakang penting pengembangan KTSP :
- Pengembangan Kurikulum Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan: KTSP dikembangkan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat 1 dan ayat 2.
- Pemberlakuan Otonomi dalam Pendidikan: KTSP memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing sekolah.
- Keragaman Latar Belakang dan Kondisi Sosial Budaya: KTSP mempertimbangkan keragaman latar belakang dan kondisi sosial budaya yang ada di setiap daerah, sehingga kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
- Pencapaian Kompetensi Siswa: KTSP berorientasi pada pencapaian kompetensi siswa, sehingga siswa dapat memiliki kompetensi khusus dalam semua mata pelajaran setelah proses pembelajaran.
B. TOKOH PERANCANG
a. Tokoh Pembuat Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Indonesia dikembangkan oleh beberapa tokoh pendidikan terkemuka pada saat itu. Berikut adalah beberapa tokoh yang berperan dalam pengembangan kurikulum KTSP:
1. Prof. Dr. Bambang Soedijono: Seorang ahli pendidikan yang berperan dalam pengembangan kurikulum KTSP dan menekankan pada pentingnya pendidikan berbasis kompetensi.
2. Prof. Dr. Fasli Jalal: Seorang ahli pendidikan yang berperan dalam pengembangan kurikulum KTSP dan menekankan pada pentingnya pengembangan keterampilan dan pengetahuan siswa.
3. Dr. Wardiman Djojonegoro: Seorang ahli pendidikan yang berperan dalam pengembangan kurikulum KTSP dan menekankan pada pentingnya pendidikan yang berbasis pada kebutuhan masyarakat.
b. Tim Pengembang Kurikulum
Tim pengembAng kurikulum KTSP terdiri dari beberapa ahli pendidikan dan praktisi yang bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum yang lebih baik. Tim ini melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi, guru, dan praktisi pendidikan.
C. TUJUAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain:
1. Meningkatkan Mutu Pendidikan: KTSP bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing sekolah.
2. Meningkatkan Relevansi Pendidikan: KTSP bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja, sehingga lulusan dapat memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan industri.
3. Meningkatkan Kemandirian Satuan Pendidikan: KTSP bertujuan untuk meningkatkan kemandirian satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran, sehingga satuan pendidikan dapat lebih fleksibel dalam mengembangkan program pendidikan.
4. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat: KTSP bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan, sehingga masyarakat dapat lebih terlibat dalam pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran.
Tujuan Khusus
KTSP juga memiliki beberapa tujuan khusus, antara lain:
- Mengembangkan kompetensi siswa: KTSP bertujuan untuk mengembangkan kompetensi siswa yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat.
- Meningkatkan kualitas proses pembelajaran: KTSP bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing sekolah.
D. KARAKTERISTIK
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Indonesia memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari kurikulum lainnya. Berikut adalah beberapa karakteristik kurikulum KTSP:
1. Otonomi Satuan Pendidikan: KTSP memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing sekolah.
2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi: KTSP berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa, sehingga siswa dapat memiliki kompetensi khusus dalam semua mata pelajaran setelah proses pembelajaran.
3. Fleksibilitas: KTSP memberikan fleksibilitas kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing sekolah.
4. Pengintegrasian Materi Pelajaran: KTSP mengintegrasikan materi pelajaran yang terkait, sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep yang lebih luas dan kompleks.
5. Penilaian Berbasis Kompetensi: KTSP menggunakan penilaian berbasis kompetensi, sehingga siswa dapat dinilai berdasarkan kompetensi yang telah dicapai.
Karakteristik Lainnya
KTSP juga memiliki beberapa karakteristik lainnya, seperti:
- Pengembangan kurikulum yang berbasis pada kebutuhan masyarakat
- Pengintegrasian teknologi dalam proses pembelajaran
- Pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreatif
E. STRUKTUR
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Indonesia memiliki struktur yang terdiri dari beberapa komponen, antara lain:
1. Komponen Utama: KTSP terdiri dari beberapa komponen utama, seperti:
- Mata pelajaran
- Kegiatan pengembangan diri
- Kegiatan ekstrakurikuler
2. Mata Pelajaran: Mata pelajaran dalam KTSP dibagi menjadi beberapa kelompok, seperti:
- Kelompok mata pelajaran wajib
- Kelompok mata pelajaran pilihan
3. Kegiatan Pengembangan Diri: Kegiatan pengembangan diri dalam KTSP bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa, seperti:
- Kegiatan kepramukaan
- Kegiatan olahraga
- Kegiatan seni dan budaya
4. Kegiatan Ekstrakurikuler: Kegiatan ekstrakurikuler dalam KTSP bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat siswa, seperti:
- Kegiatan klub
- Kegiatan organisasi siswa
Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum KTSP dapat digambarkan sebagai berikut:
- Komponen Utama → Mata Pelajaran → Kegiatan Pengembangan Diri → Kegiatan Ekstrakurikuler
- Pengembangan Kompetensi → Penerapan Kompetensi → Penilaian Kompetensi
F. MATA PELAJARAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki beberapa mata pelajaran yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi siswa. Berikut adalah beberapa mata pelajaran yang termasuk dalam kurikulum KTSP:
1. Mata Pelajaran Utama:
- Bahasa Indonesia
- Matematika
- Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
- Bahasa Inggris
2. Mata Pelajaran Pendukung:
- Pendidikan Agama
- Pendidikan Kewarganegaraan
- Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
- Seni dan Budaya
3. Mata Pelajaran Pilihan:
- Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
- Keterampilan dan Kewirausahaan
- Bahasa Asing Lainnya (seperti bahasa Jepang, bahasa Mandarin, dll.)
Pengembangan Kompetensi
Mata pelajaran dalam kurikulum KTSP dirancang untuk mengembangkan kompetensi siswa, seperti:
- Keterampilan berpikir kritis dan kreatif
- Kemampuan komunikasi dan kerja sama
- Keterampilan belajar sepanjang hayat
- Kesadaran dan tanggung jawab sosial
G. METODE PENGAJARAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Indonesia menggunakan beberapa metode pengajaran yang inovatif dan efektif. Berikut adalah beberapa metode pengajaran yang digunakan dalam kurikulum KTSP:
1. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa diberikan proyek yang relevan dengan materi pelajaran, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan.
2. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah: Siswa diberikan masalah yang relevan dengan materi pelajaran, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
3. Metode Diskusi: Siswa diajak untuk berdiskusi tentang materi pelajaran, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan komunikasi dan kerja sama.
4. Metode Pembelajaran Berbasis Teknologi: Siswa menggunakan teknologi untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan yang relevan dengan era digital.
5. Metode Pembelajaran Aktif: Siswa diajak untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan.
Pendekatan Pengajaran
Kurikulum KTSP juga menggunakan beberapa pendekatan pengajaran, seperti:
- Pendekatan Student-Centered: Siswa menjadi pusat perhatian dalam proses pembelajaran, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan.
- Pendekatan Kontekstual: Materi pelajaran disajikan dalam konteks yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep yang lebih luas dan kompleks.
H. KELEBIHAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Indonesia memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan: KTSP dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing sekolah.
2. Meningkatkan Relevansi Pendidikan: KTSP dirancang untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja, sehingga lulusan dapat memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan industri.
3. Meningkatkan Kemandirian Satuan Pendidikan: KTSP memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing sekolah.
4. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat: KTSP dirancang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan, sehingga masyarakat dapat lebih terlibat dalam pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran.
Kelebihan Lainnya
KTSP juga memiliki beberapa kelebihan lainnya, seperti:
- Meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa
- Meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerja sama siswa
- Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab sosial siswa
I. KEKURANGAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Indonesia memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1. Keterbatasan Sumber Daya: Implementasi kurikulum KTSP terkendala oleh keterbatasan sumber daya, seperti kurangnya fasilitas dan tenaga pengajar yang berkualitas.
2. Kurangnya Pemahaman Guru: Guru-guru perlu dilatih dan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengimplementasikan kurikulum KTSP.
3. Keterbatasan Waktu: Implementasi kurikulum KTSP memerlukan waktu yang cukup untuk mengembangkan kompetensi siswa, namun terkendala oleh keterbatasan waktu yang tersedia.
4. Kurangnya Integrasi dengan Dunia Kerja: Kurikulum KTSP perlu diintegrasikan dengan dunia kerja untuk memastikan bahwa kompetensi yang dikembangkan relevan dengan kebutuhan industri.
5. Keterbatasan Penilaian: Penilaian berbasis kompetensi memerlukan metode penilaian yang lebih kompleks dan memerlukan waktu yang lebih lama.
Kekurangan Lainnya
Kurikulum KTSP juga memiliki beberapa kekurangan lainnya, seperti:
- Kurangnya fleksibilitas dalam implementasi
- Keterbatasan dalam mengembangkan kompetensi siswa yang lebih luas
- Kurangnya perhatian pada aspek afektif dan psikomotorik
DAFTAR PUSTAKA
1. Hartono, Yudi. (2017). Sejarah Kurikulum di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
2. Djali, M. (2018). Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada..
3. Soedijono, Bambang. (2007). Kurikulum KTSP: Konsep dan Implementasi. Jakarta: CV. Akademika Press.
4. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Pengembangan Kurikulum KTSP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
5. Semiawan, Conny R. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Tinjauan. Jakarta: CV. Akademika Press.
6. Djojonegoro, Wardiman. (2006). Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
7. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum KTSP: Tujuan dan Implementasi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
8. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2006). Karakteristik Kurikulum KTSP. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
9. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2006). Struktur Kurikulum KTSP. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
10. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum KTSP: Mata Pelajaran dan Implementasi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
12. Arikunto, Suharsimi. (2013). Metode Pengajaran yang Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.
12. Soedodikono, Bambang. (2007). Kurikulum KTSP: Kelebihan dan Kekurangan. Jakarta: CV. Akademika Press.
13. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2010). Evaluasi Kurikulum KTSP. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar