a. Latar Belakang
1). Kekaisaran Assyria didirikan di Mosul (Irak modern) pada abad ke-25 SM.
2) Bahasa Aramia dan Akkadia digunakan sebagai bahasa resmi.
3) Pengaruh budaya dan bahasa Assyria terhadap wilayah sekitarnya.
b. Karakteristik Bahasa
1) Bahasa Akkadia digunakan sebagai bahasa resmi dan liturgis.
2). Bahasa Aramia digunakan sebagai bahasa perdagangan dan komunikasi.
3). Struktur kalimat: Subjek-Objek-Verba (SOV).
4) Kosakata: Menggunakan kata-kata seperti "šamāš" (matahari) dan "ilāni" (dewa).
c. Pengaruh terhadap Dialek Mawsili
1). Pembentukan kosakata dasar.
2). Struktur kalimat dan sintaksis.
3). Pelafalan dan fonologi.
4) Penggunaan bahasa Aramia sebagai bahasa kedua
d. Tokoh Penting
1) Sargon Agung (2334-2279 SM), pendiri Kekaisaran Akkadia.
2) Hammurabi (1792-1750 SM), raja Babilonia yang mempengaruhi bahasa Akkadia.
3) Ashurbanipal (668-627 SM), raja Assyria yang mempromosikan bahasa Aramia
e. Fonem
a) Fonem Vokal
1). /a/ dalam kata "abu" (ayah)
2) /i/ dalam kata "ihu" (kambing)
3). /u/ dalam kata "umu" (ibu)
4). /e/ dalam kata "ekallu" (istana)
5) /o/ dalam kata "omu" (air)
b).Fonem Konsonan
1) /p/ dalam kata "pahu" (wajah)
2) /t/ dalam kata "talu" (gunung)
3) /k/ dalam kata "kalbu" (anjing)
4). /m/ dalam kata "mahu" (air)
5). /n/ dalam kata "nahu" (kota)
6). /ng/ dalam kata "ngalu" (makanan)
7) /l/ dalam kata "labu" (besar)
8). /r/ dalam kata "rabu" (besar)
9). /s/ dalam kata "sallu" (damai)
10). /š/ dalam kata "šahu" (raja)
11). /ḫ/ dalam kata "ḫalu" (kebahagiaan)
12) /ĝ/ dalam kata "ĝalu" (kekuatan)
c) Fonem Konsonan Aspirasi
1). /ph/ dalam kata "pharu" (api)
2). /th/ dalam kata "thalu" (tiga)
3). /kh/ dalam kata "khalu" (kekuatan)
d) Fonem Vokal Panjang
1). /ā/ dalam kata "ālu" (kota)
2). /ī/ dalam kata "īšu" (tuhan)
3). /ū/ dalam kata "ūmu" (hari)har
e) Perubahan Fonem
1) /p/ menjadi /f/ dalam kata "falu" (rumah)
2). /t/ menjadi /th/ dalam kata "thalu" (tiga)
3). /k/ menjadi /kh/ dalam kata "khalu" (kekuatan)
f. Semantik dialek Mawsili zaman Assyria (2500 SM - 612 SM)
a) Kata dan Makna
1)"Šamāš" (šmš) - matahari, dewa matahari.
2). "Ištar" (ʾštr) - dewi cinta dan perang.
3). "Šarru" (šrr) - raja.
4.) "Kalbu" (klb) - anjing.
5). "Ēkallu" (ʾkl) - istana.
b) Konsep dan Simbolisme
1). "Dumu" (dm) - darah, melambangkan kehidupan.
2.) "Mā" (m) - air, melambangkan kesuburan.
3). "Šamāš" - melambangkan keadilan dan kebenaran.
4). "Ištar" - melambangkan cinta dan kekuatan.
c) Struktur Kalimat
1). Subjek-Objek-Verba (SOV).
2). Penggunaan sufiks untuk menunjukkan kasus (nominatif, akusatif, genitif).
3). Penggunaan prefiks untuk menunjukkan aspek waktu.
d) Kosakata
1). Kosakata Aramia dan Akkadia dipengaruhi bahasa Sumeria.
2). Penggunaan kata-kata pinjaman dari bahasa lain.
3). Perubahan makna kata-kata karena pengaruh budaya.
e) Pengaruh Budaya
1). Pengaruh agama Assyria terhadap kosakata dan makna.
2). Pengaruh tradisi dan adat istiadat.
3). Peran bahasa dalam ritual dan upacara keagamaan.
g. Morfologi dialek Mawsili zaman Assyria (2500 SM - 612 SM)
a) Morfologi Kata
1). Akronim : Penggunaan akronim untuk singkatan kata, seperti "Šamāš" (šmš) untuk "Šamaš-ilu" (dewa matahari).
2) Sufiks : Penggunaan sufiks untuk menunjukkan kasus (nominatif, akusatif, genitif), seperti "-u" untuk nominatif dan "-a" untuk akusatif.
3). Prefiks : Penggunaan prefiks untuk menunjukkan aspek waktu, seperti "i-" untuk masa lalu.
b) Morfologi Verba
1) Bentuk dasar : Verba memiliki bentuk dasar yang diubah dengan sufiks untuk menunjukkan waktu, seperti "katab" (menulis).
2.) Sufiks waktu : Penggunaan sufiks untuk menunjukkan waktu, seperti "-a" untuk masa lalu dan "-i" untuk masa depan.
3.) Prefiks aspek : Penggunaan prefiks untuk menunjukkan aspek waktu, seperti "i-" untuk masa lalu.
c) Morfologi Nama
1). Bentuk dasar : Nama memiliki bentuk dasar yang diubah dengan sufiks untuk menunjukkan kasus.
2). Sufiks kasus : Penggunaan sufiks untuk menunjukkan kasus, seperti "-u" untuk nominatif dan "-a" untuk akusatif.
3). Prefiks kehormatan : Penggunaan prefiks untuk menunjukkan kehormatan, seperti "rab-" untuk raja.
d) Morfologi Kalimat
1) Struktur SOV : Kalimat memiliki struktur Subjek-Objek-Verba (SOV).
2). Penggunaan partikel : Penggunaan partikel untuk menunjukkan hubungan antara kata, seperti "u" untuk menghubungkan kata.
3). Penggunaan klausa : Penggunaan klausa untuk menunjukkan hubungan antara kalimat.
e) Contoh
1). "Šarru-šu katab-a" (Raja itu menulis).
2) "Ištar-u šamāš-a" (Ištar adalah dewa matahari).
3). "Kalbu-šu rab-u" (Anjing itu milik raja).
h. Sintaksis dialek Mawsili zaman Assyria (2500-612 SM)
a) Struktur Kalimat
1). Subjek-Objek-Verba (SOV): Urutan kata yang umum digunakan.
2). Penggunaan kata-kata tugas (preposisi, konjungsi) seperti "u" (dan), "aw" (atau), "ina" (dalam).
3). Kalimat majemuk: Menggunakan kata-kata seperti "u" (dan), "aw" (atau).
b) Jenis Kalimat
1) Kalimat afirmatif: Menyatakan sesuatu secara positif.
Contoh: "Ana šarru" (أنا شرو) - Saya raja.
2.) Kalimat negatif: Menyatakan sesuatu secara negatif.
Contoh: "La ana šarru" (لا أنا شرو) - Saya tidak raja.
3). Kalimat tanya: Bertanya tentang sesuatu.
Contoh: "Hal anta šarru?" (هل أنت شرو؟) - Apakah kamu raja?
c) Fungsi Sintaksis
1). Menunjukkan hubungan antara kata-kata.
2) Mengatur struktur kalimat.
3) Membantu memahami makna kalimat
d) Pengaruh Bahasa
1) Bahasa Akkadia: Penggunaan kata-kata pinjaman dan struktur kalimat.
2) Bahasa Sumeria: Penggunaan kata-kata pinjaman.
3) Bahasa Aramia: Penggunaan kata-kata pinjaman.
e) Contoh Kalimat
1). "Šarru-kišši" (شرو كيشي) - Raja kota.
2). "Katab al-tupti" (كتابة الطوبتي) - Menulis tablet.
3) "U ana šarru u anta wazir" (وأنا شرو وأنت وزير) - Saya raja dan kamu wazir.
i. Kritik dan Penentang Dialek Mawsili zaman Assyria
1) Kelompok Internal
- Bangsa Babilonia: Meskipun berbagi akar bahasa yang sama, bahasa Babilonia berbeda dari bahasa Aramia dan menjadi saingan dalam penggunaan bahasa resmi.
- . Bangsa Sumeria: Penduduk asli Mesopotamia yang menggunakan bahasa Sumeria.
2) Kelompok Eksternal
- Bangsa Hittit: Dari Anatolia (Turki modern), menggunakan bahasa Hittit.
- . Bangsa Mitanni: Dari wilayah Suriah modern, menggunakan bahasa Hurri.
- Bangsa Elam: Dari wilayah Iran modern, menggunakan bahasa Elam.
3) Tokoh
- . Raja Hammurabi dari Babilonia (1792-1750 SM), yang mempromosikan bahasa Babilonia.
- Raja Sargon Agung dari Akkadia (2334-2279 SM), yang memperluas penggunaan bahasa Akkadia.
Berikut beberapa alasan penentangan terhadap dialek Mawsili pada zaman Assyria (2500 SM - 612 SM)
4) Alasan Penentangan
- Alasan Politik
➡ Penyeragaman bahasa: Kekaisaran Assyria ingin menyeragamkan bahasa Akkadia sebagai bahasa resmi.
➡Kekuasaan pusat: Pemerintah pusat Assyria ingin mengontrol wilayah-wilayah dengan bahasa yang sama.
➡Identitas nasional: Bahasa Akkadia dianggap sebagai simbol identitas nasional Assyria.
- Alasan Budaya
➡Perbedaan tradisi: Dialek Mawsili memiliki tradisi dan budaya yang berbeda dari budaya Assyria.
➡Pengaruh Aramia: Dialek Mawsili dipengaruhi oleh bahasa Aramia, yang dianggap sebagai ancaman terhadap budaya Assyria.
➡ Kebanggaan budaya: Bangsa Assyria bangga dengan budaya dan bahasa mereka sendiri.
- Alasan Ekonomi
➡Perdagangan: Bahasa Akkadia digunakan dalam perdagangan dan ekonomi Assyria.
➡Administrasi: Bahasa Akkadia digunakan dalam administrasi pemerintahan.
➡. Komunikasi: Bahasa Akkadia dianggap lebih efektif untuk komunikasi antar-wilayah.
- Alasan Agama
➡Pengaruh agama: Agama Assyria (paganisme) berbeda dari agama yang dipraktikkan di wilayah Mawsili.
➡Ritual dan upacara: Bahasa Akkadia digunakan dalam ritual dan upacara keagamaan Assyria.
➡Pengaruh keagamaan: Agama Assyria ingin mempertahankan pengaruhnya terhadap wilayah-wilayah lain.
- Alasan Lain
➡Perbedaan geografis: Wilayah Mawsili terletak di perbatasan Assyria, sehingga memerlukan bahasa yang berbeda.
➡Keterisolasi: Wilayah Mawsili relatif terisolasi, sehingga mempertahankan bahasa dan budayanya sendiri.
➡Identitas lokal: Dialek Mawsili merupakan simbol identitas lokal yang ingin dipertahankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar