Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Rahayu. Ini adalah blog resmi dari Rahayu. Blog ini resmi rilis pada tahun 2011. Rahayu hanyalah seorang gadis remaja biasa asal Kecamatan Brondong , Kabupaten Lamongan yang ingin selalu mengembangkan kreativitasnya. Blog ini sekarang lagi dalam perbaikan, dari segi kualitas konten maupun semuanya. Karena penulis yang sekaligus pemilik Blog ini pada beberapa tahun terakhir sedang sibuk menyelesaikan studi.nya. Kalian sekarang dapat menikmati beberapa konten, antara lain : "Music" yang akan diposting tiap 3 hari sekali, "Komputer" yang akan diposting 1 kali seminggu, "Agama Islam" yang akan diposting 2 hari sekali, "Gaya Hidup" yang akan diposting 2 minggu sekali, dan lain-lain, kalau mau tau jadwalnya silahkan lihat di kolom "'jadwal postingan". Ohh ya kalian juga bisa menghubungi Rahayu melalui:
Halaman facebook: Rahayu

Rabu, 28 Mei 2025

Etnografi Sebagai Metode Penelitian Antropologi

ETNOGRAFI SEBAGAI SALAH SATU METODE PENELITIAN ANTROPOLOGI

Oleh : SRI RAHAYU, S.Pd.


A.  DEFINISI

 Etnografi adalah suatu metode penelitian antropologi yang digunakan untuk mempelajari dan memahami budaya dan masyarakat secara mendalam melalui pengamatan partisipatif, wawancara, dan pengumpulan data lainnya. Etnografi melibatkan peneliti dalam proses pengamatan langsung dan partisipatif dalam kegiatan masyarakat yang diteliti untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang budaya dan masyarakat yang diteliti.


Menurut Clifford Geertz, seorang antropolog Amerika, etnografi adalah:

"a kind of intellectual effort that is at once an interpretive and a descriptive enterprise." (Geertz, 1973)

Artinya:

"suatu jenis upaya intelektual yang sekaligus merupakan usaha interpretatif dan deskriptif."


B. KARAKTERISTIK

1. Pengamatan partisipatif: Peneliti terlibat langsung dalam kegiatan masyarakat yang diteliti untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

2. Pengumpulan data kualitatif: Etnografi menggunakan metode pengumpulan data kualitatif, seperti wawancara, pengamatan, dan analisis dokumen.

3. Fokus pada konteks: Etnografi memperhatikan konteks sosial, budaya, dan historis masyarakat yang diteliti.

4. Penggunaan teori yang fleksibel: Etnografi menggunakan teori yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan data yang diperoleh.

5. Pendekatan holistik: Etnografi memperhatikan keseluruhan sistem sosial dan budaya masyarakat yang diteliti.

6. Penggunaan metode yang naturalistik: Etnografi menggunakan metode yang naturalistik, yaitu metode yang tidak mengganggu atau memanipulasi situasi yang diteliti.


C. TAHAPAN

1. Pemilihan lokasi penelitian: Peneliti memilih lokasi penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Pengumpulan data: Peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan partisipatif, wawancara, dan pengumpulan dokumen.

3. Analisis data: Peneliti menganalisis data yang diperoleh untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

4. Penulisan laporan: Peneliti menulis laporan penelitian yang mencakup hasil penelitian dan analisis data.



D. KELEBIHAN

1. Pemahaman yang mendalam: Etnografi memungkinkan peneliti memperoleh pemahaman yang mendalam tentang budaya dan masyarakat yang diteliti.

2. Fleksibilitas: Etnografi memungkinkan peneliti untuk menyesuaikan metode penelitian dengan konteks penelitian.

3. Penggunaan data kualitatif: Etnografi menggunakan data kualitatif yang dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang budaya dan masyarakat.

4. Kemampuan untuk menangkap nuansa: Etnografi dapat menangkap nuansa dan detail yang tidak dapat diperoleh melalui metode penelitian lainnya.

5. Pengembangan teori yang kontekstual: Etnografi dapat membantu pengembangan teori yang kontekstual dan relevan dengan masyarakat yang diteliti.



E. KEKURANGAN

1. Subjektivitas: Etnografi dapat dipengaruhi oleh subjektivitas peneliti, sehingga hasil penelitian dapat berbeda-beda tergantung pada perspektif peneliti.

2. Keterbatasan waktu: Etnografi memerlukan waktu yang lama untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam.

3. Keterbatasan generalisasi: Etnografi tidak dapat digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas, karena hasil penelitian hanya berlaku untuk konteks dan situasi tertentu.

4. Ketergantungan pada peneliti: Etnografi sangat tergantung pada kemampuan dan kualitas peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data.

5. Kesulitan dalam mengontrol variabel: Etnografi sulit mengontrol variabel-variabel yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.



DAFTAR PUSTAKA

1. Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books.

2. Spradley, J. P. (1980). Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston.

3. Hammersley, M., & Atkinson, P. (1995). Ethnography: Principles in Practice. London: Routledge.

4. Agar, M. H. (1980). The Professional Stranger: An Informal Introduction to Ethnography. New York: Academic Press.

5. Fetterman, D. M. (1989). Ethnography: Step by Step. Newbury Park, CA: Sage Publications.

6. Emerson, R. M. (1983). Contemporary Field Research: A Collection of Readings. Boston: Little, Brown.

7. Lofland, J., & Lofland, L. H. (1984). Analyzing Social Settings: A Guide to Qualitative Observation and Analysis. Belmont, CA: Wadsworth.

8. Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1984). Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. Beverly Hills, CA: Sage Publications.

9. Strauss, A. L., & Corbin, J. M. (1990). Basics of Qualitative Research: Grounded Theory Procedures and Techniques. Newbury Park, CA: Sage Publications.

10. Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (1994). Handbook of Qualitative Research. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar