KONSEP DASAR INDIVIDU MENURUT ANTROPOLOGI
Oleh : SRI RAHAYU, S.Pd
A. DEFINISI
Menurut antropologi, individu adalah suatu entitas yang kompleks dan multidimensi, yang dibentuk oleh interaksi antara faktor-faktor biologis, psikologis, sosial, dan budaya. Individu dipandang sebagai suatu sistem yang dinamis dan kompleks, yang terdiri dari berbagai aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.
Pengertian individu menurut antropologi mencakup beberapa aspek penting, yaitu:
1. Kompleksitas: Individu dipandang sebagai suatu entitas yang kompleks, yang terdiri dari berbagai aspek biologis, psikologis, sosial, dan budaya.
2. Multidimensi: Individu dipandang sebagai suatu entitas yang multidimensi, yang memiliki berbagai aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.
3. Dinamisme: Individu dipandang sebagai suatu entitas yang dinamis, yang dapat berubah dan berkembang dalam berbagai konteks.
Menurut Clifford Geertz, seorang antropolog Amerika, individu adalah:
"a dynamic, complex, and multifaceted entity, shaped by the interactions between biology, culture, and social experience." (Geertz, 1973)
Artinya:
"individu adalah suatu entitas yang dinamis, kompleks, dan multidimensi, yang dibentuk oleh interaksi antara faktor-faktor biologis, budaya, dan pengalaman sosial."
B. ASPEK ASPEK
1. Aspek Biologis
Aspek biologis individu terkait dengan struktur tubuh, fungsi fisiologis, dan kebutuhan dasar. Aspek biologis ini mempengaruhi bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
2. Aspek Psikologis
Aspek psikologis individu terkait dengan pikiran, perasaan, dan perilaku. Aspek psikologis ini mempengaruhi bagaimana individu mempersepsikan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
3. Aspek Sosial
Aspek sosial individu terkait dengan interaksi dengan orang lain, peran sosial, dan status sosial. Aspek sosial ini mempengaruhi bagaimana individu berinteraksi dengan masyarakat dan memperoleh identitas sosial.
4. Aspek Budaya
Aspek budaya individu terkait dengan nilai-nilai, norma-norma, dan kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat. Aspek budaya ini mempengaruhi bagaimana individu mempersepsikan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya, serta bagaimana individu berinteraksi dengan masyarakat.
Menurut Melville Herskovits, seorang antropolog Amerika, aspek-aspek individu adalah:
"The individual is a product of the interaction between his biological nature and the cultural environment in which he lives." (Herskovits, 1948)
Artinya:
"individu adalah produk dari interaksi antara sifat biologisnya dan lingkungan budaya di mana ia hidup."
C. PEMBENTUKAN INDIVIDU
Pembentukan individu menurut antropologi adalah suatu proses yang kompleks dan multidimensi, yang dipengaruhi oleh interaksi antara faktor-faktor biologis, psikologis, sosial, dan budaya
a. ASPEK-ASPEK
. Berikut adalah beberapa aspek yang terkait dengan pembentukan individu menurut antropologi:
1. Sosialisasi: Proses belajar dan internalisasi nilai-nilai, norma-norma, dan kepercayaan masyarakat yang mempengaruhi pembentukan individu.
2. Interaksi sosial: Interaksi dengan orang lain yang mempengaruhi perilaku dan keputusan individu.
3. Pengalaman hidup: Pengalaman hidup individu yang mempengaruhi pembentukan identitas dan perilaku.
b. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Pembentukan individu menurut antropologi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti:
1. Budaya: Nilai-nilai, norma-norma, dan kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat mempengaruhi pembentukan individu.
2. Lingkungan sosial: Lingkungan sosial individu, seperti keluarga, komunitas, dan masyarakat, mempengaruhi pembentukan individu.
3. Pengalaman pribadi: Pengalaman pribadi individu, seperti pengalaman hidup, pengalaman sosial, dan pengalaman budaya, mempengaruhi pembentukan individu.
c..Menurut Antropolog
Menurut Melville J. Herskovits, seorang antropolog Amerika, pembentukan individu dipengaruhi oleh
"the cultural context in which the individual lives and the experiences that he has within that context." (Herskovits, 1948)
Artinya:
"konteks budaya di mana individu hidup dan pengalaman yang ia miliki dalam konteks itu."
D. PANDANGAN ANTROPOLOGI TENTANG INDIVIDU
Pandangan antropologi tentang individu adalah bahwa individu adalah suatu entitas yang kompleks dan multidimensi, yang dibentuk oleh interaksi antara faktor-faktor biologis, psikologis, sosial, dan budaya.
a. Pandangan Antropologi tentang Individu
Antropologi memandang individu sebagai suatu sistem yang dinamis dan kompleks, yang terdiri dari berbagai aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Individu dipandang sebagai suatu entitas yang dapat berubah dan berkembang dalam berbagai konteks.
b. Karakteristik Pandangan Antropologi tentang Individu
1. Kompleksitas: Individu dipandang sebagai suatu entitas yang kompleks, yang terdiri dari berbagai aspek biologis, psikologis, sosial, dan budaya.
2. Multidimensi: Individu dipandang sebagai suatu entitas yang multidimensi, yang memiliki berbagai aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.
3. Dinamisme: Individu dipandang sebagai suatu entitas yang dinamis, yang dapat berubah dan berkembang dalam berbagai konteks.
c. Menurut Antropolog
Menurut Clifford Geertz, seorang antropolog Amerika, individu adalah:
"a dynamic, complex, and multifaceted entity, shaped by the interactions between biology, culture, and social experience." (Geertz, 1973)
Artinya:
"individu adalah suatu entitas yang dinamis, kompleks, dan multidimensi, yang dibentuk oleh interaksi antara faktor-faktor biologis, budaya, dan pengalaman sosial."
DAFTAR PUSTAKA
1. Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books.
2. Herskovits, M. J. (1948). Man and His Works: The Science of Cultural Anthropology. New York: Alfred A. Knopf.
3. Parsons, T. (1951). The Social System. New York: Free Press.
4. Merton, R. K. (1957). Social Theory and Social Structure. New York: Free Press.
5. Giddens, A. (1984). The Constitution of Society. Berkeley: University of California Press.
6. Bourdieu, P. (1977). Outline of a Theory of Practice. Cambridge: Cambridge University Press.
7. Foucault, M. (1972). The Archaeology of Knowledge. New York: Pantheon Books.
8. Mead, G. H. (1934). Mind, Self, and Society. Chicago: University of Chicago Press.
9. Cooley, C. H. (1902). Human Nature and the Social Order. New York: Scribner's.
10. Kluckhohn, C. (1949). Mirror for Man: The Relation of Anthropology to Modern Life. New York: McGraw-Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar