Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Rahayu. Ini adalah blog resmi dari Rahayu. Blog ini resmi rilis pada tahun 2011. Rahayu hanyalah seorang gadis remaja biasa asal Kecamatan Brondong , Kabupaten Lamongan yang ingin selalu mengembangkan kreativitasnya. Blog ini sekarang lagi dalam perbaikan, dari segi kualitas konten maupun semuanya. Karena penulis yang sekaligus pemilik Blog ini pada beberapa tahun terakhir sedang sibuk menyelesaikan studi.nya. Kalian sekarang dapat menikmati beberapa konten, antara lain : "Music" yang akan diposting tiap 3 hari sekali, "Komputer" yang akan diposting 1 kali seminggu, "Agama Islam" yang akan diposting 2 hari sekali, "Gaya Hidup" yang akan diposting 2 minggu sekali, dan lain-lain, kalau mau tau jadwalnya silahkan lihat di kolom "'jadwal postingan". Ohh ya kalian juga bisa menghubungi Rahayu melalui:
Halaman facebook: Rahayu

Selasa, 27 Mei 2025

Kurikulum 1975

KURIKULUM 1975

Oleh : SRI RAHAYU, S.Pd.


A. SEJARAH

Kurikulum 1975 lahir sebagai respons terhadap kebutuhan masyarakat dan dunia pendidikan pada saat itu. Berikut adalah beberapa faktor yang melatarbelakangi pengembangan kurikulum 1975:

1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat pada tahun 1970-an memerlukan penyesuaian kurikulum pendidikan untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan.

2. Kebutuhan Masyarakat: Masyarakat Indonesia pada saat itu memerlukan tenaga kerja yang terampil dan terdidik untuk mendukung pembangunan ekonomi dan sosial.

3. Kritik terhadap Kurikulum 1968: Kurikulum 1968 dianggap memiliki beberapa kelemahan, seperti kurang fleksibel dan terlalu berorientasi pada pengetahuan.

4. Pengembangan Kurikulum yang Lebih Baik: Pemerintah Indonesia berupaya mengembangkan kurikulum yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan.



B. TOKOH PERANCANG

Kurikulum 1975 di Indonesia dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh beberapa tokoh pendidikan terkemuka pada saat itu. Namun, tidak ada informasi yang spesifik tentang tokoh tunggal yang menjadi pembuat kurikulum 1975.

Kurikulum 1975 dikembangkan sebagai respons terhadap kebutuhan pendidikan di Indonesia pada saat itu, dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan.



C. TUJUAN

Kurikulum 1975 memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain:

1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan: Kurikulum 1975 dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan menekankan pada pendekatan yang lebih sistematis dan terstruktur.

2. Mengembangkan Pengetahuan dan Keterampilan: Kurikulum ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam berbagai bidang, seperti bahasa, matematika, dan ilmu pengetahuan alam.

3. Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi: Kurikulum 1975 juga bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa melalui pendekatan yang lebih fleksibel dan terbuka.

4. Mengembangkan Sikap dan Nilai: Kurikulum ini juga berfokus pada pengembangan sikap dan nilai siswa, seperti sikap ilmiah, kritis, dan kreatif.

5. Mempersiapkan Siswa untuk Menghadapi Tantangan Masa Depan: Kurikulum 1975 dirancang untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan dengan memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan yang relevan.



D. KARAKTERISTIK

Kurikulum 1975 memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari kurikulum lainnya. Berikut adalah beberapa karakteristik kurikulum 1975:

1. Pendekatan Kurikuler yang Sistematis: Kurikulum 1975 menggunakan pendekatan kurikuler yang sistematis, dengan menekankan pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan siswa secara terstruktur.

2. Pengembangan Keterampilan dan Pengetahuan: Kurikulum ini berfokus pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan siswa, dengan menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3. Pengintegrasian Materi Pelajaran: Kurikulum 1975 mengintegrasikan materi pelajaran yang terkait untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada siswa.

4. Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis: Kurikulum ini berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa, dengan menekankan pada pemecahan masalah dan analisis.

5. Pengembangan Sikap dan Nilai: Kurikulum 1975 juga berfokus pada pengembangan sikap dan nilai siswa, dengan menekankan pada pembentukan karakter yang baik.



E. MATA PELAJARAN

Kurikulum 1975 memiliki beberapa mata pelajaran yang dikelompokkan menjadi beberapa kategori, antara lain:

1. Kelompok Mata Pelajaran Utama:

- Bahasa Indonesia

- Matematika

- Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


2. Kelompok Mata Pelajaran Pendukung:

- Pendidikan Agama

- Pendidikan Kewarganegaraan

- Pendidikan Jasmani dan KesehataN


3. Kelompok Mata Pelajaran Pilihan:

- Bahasa Inggris

- Bahasa Daerah

- Keterampilan (seperti menjahit, memasak, dan lain-lain)



F. STRUKTUR

Kurikulum 1975 memiliki struktur yang terdiri dari beberapa komponen, antara lain:

1. Mata Pelajaran: Kurikulum 1975 terdiri dari beberapa mata pelajaran, seperti bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan lain-lain.

2. Pendekatan: Kurikulum ini menggunakan pendekatan yang lebih sistematis dan terstruktur, dengan menekankan pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan siswa.

3. Kegiatan Belajar: Kurikulum 1975 juga menekankan pada kegiatan belajar yang lebih aktif dan partisipatif, seperti diskusi, eksperimen, dan proyek.

4. Penilaian: Kurikulum ini juga memiliki sistem penilaian yang lebih objektif dan transparan, dengan menekankan pada penilaian proses dan hasil belajar.



G. METODE PEMBELAJARAN

a. Metode Pengajaran Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 menggunakan beberapa metode pengajaran yang inovatif pada saat itu. Berikut adalah beberapa metode pengajaran yang digunakan dalam kurikulum 1975:

1. Metode Ceramah: Guru menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.

2. Metode Diskusi: Guru menggunakan metode diskusi untuk memfasilitasi siswa dalam memahami materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

3. Metode Praktikum: Guru menggunakan metode praktikum untuk memfasilitasi siswa dalam memahami konsep-konsep ilmiah dan mengembangkan keterampilan praktis.

4. Metode Proyek: Guru menggunakan metode proyek untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan keterampilan kerja sama, kreativitas, dan pemecahan masalah.

5. Metode Pembelajaran Aktif: Kurikulum 1975 juga menekankan pada pembelajaran aktif, dengan memfasilitasi siswa untuk berpartisipasi dalam proses belajar.


b. Pendekatan Pengajaran

Kurikulum 1975 juga menggunakan pendekatan pengajaran yang berpusat pada siswa, yaitu:

1. Pendekatan Student-Centered: Guru menggunakan pendekatan student-centered untuk memfasilitasi siswa dalam memahami materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan.

2. Pendekatan Kontekstual: Guru menggunakan pendekatan kontekstual untuk memfasilitasi siswa dalam memahami materi pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-hari.



H. KELEBIHAN

Kurikulum 1975 memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

1. Pendekatan yang Sistematis: Kurikulum 1975 menggunakan pendekatan yang sistematis dan terstruktur, sehingga memudahkan guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar.

2. Pengembangan Keterampilan dan Pengetahuan: Kurikulum ini berfokus pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan siswa, sehingga siswa dapat menjadi lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan masa depan.

3. Pengintegrasian Materi Pelajaran: Kurikulum 1975 mengintegrasikan materi pelajaran yang terkait, sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep yang lebih luas dan kompleks.

4. Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis: Kurikulum ini berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa, sehingga siswa dapat menjadi lebih analitis dan kreatif dalam memecahkan masalah.

5. Meningkatkan Kualitas Pendidikan: Kurikulum 1975 dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, sehingga dapat membantu meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pendidikan.



I. KEKURANGAN

Kurikulum 1975 memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

1. Kurang Fleksibel: Kurikulum 1975 dianggap kurang fleksibel dalam mengakomodasi kebutuhan dan minat siswa yang berbeda-beda.

2. Terlalu Berorientasi pada Pengetahuan: Kurikulum ini terlalu berorientasi pada pengetahuan dan kurang menekankan pada pengembangan keterampilan dan sikap.

3. Kurang Menekankan pada Kreativitas: Kurikulum 1975 kurang menekankan pada pengembangan kreativitas dan inovasi siswa.

4. Tidak Sesuai dengan Kebutuhan Masyarakat: Kurikulum ini tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja pada saat itu.

5. Keterbatasan Sumber Daya: Implementasi kurikulum 1975 terkendala oleh keterbatasan sumber daya, seperti kurangnya fasilitas dan tenaga pengajar yang berkualitas.


DAFTAR PUSTAKA

1. Wahyuni, Sri. (2015). Kurikulum 1975: Sebuah Tinjauan Historis. Jakarta: CV. Akademika Press.

2. Hartono, Yudi. (2017). Sejarah Kurikulum di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

3. Djali, M. (2018). Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar