KURIKULUM 1994
Oleh : SRI RAHAYU, S.Pd
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum 1994 di Indonesia lahir sebagai respons terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang terjadi pada saat itu. Berikut adalah beberapa faktor yang melatarbelakangi pengembangan kurikulum 1994:
1. Perubahan Sosial dan Ekonomi : Perubahan sosial dan ekonomi yang cepat pada tahun 1990-an memerlukan penyesuaian kurikulum pendidikan untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan.
2. Kritik terhadap Kurikulum 1984 : Kurikulum 1984 dianggap memiliki beberapa kelemahan, seperti kurang fleksibel dan terlalu berorientasi pada pengetahuan.
3. Pengembangan Kurikulum yang Lebih Baik : Pemerintah Indonesia berupaya mengembangkan kurikulum yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan.
4. Pengaruh Globalisasi : Globalisasi ekonomi dan budaya memerlukan penyesuaian kurikulum pendidikan untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global.
B. TOKOH PERANCANG
a. Tokoh Pembuat Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 di Indonesia dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh beberapa tokoh pendidikan terkemuka pada saat itu. Berikut adalah beberapa tokoh yang berperan dalam pengembangan kurikulum 1994:
1. Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu, yang memimpin tim pengembangan kurikulum 1994.
2. Dr. Nugroho Notosusanto : Seorang ahli pendidikan yang berperan dalam pengembangan kurikulum 1994 dan menekankan pada pentingnya pendidikan karakter.
3. Prof. Dr. Conny R. Semiawan : Seorang ahli pendidikan yang berperan dalam pengembangan kurikulum 1994 dan menekankan pada pentingnya pendidikan berbasis kompetensi.
b. Tim Pengembang Kurikulum
Tim pengembang kurikulum 1994 terdiri dari beberapa ahli pendidikan dan praktisi yang bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum yang lebih baik. Tim ini melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi, guru, dan praktisi pendidikan.
C. TUJUAN
Kurikulum 1994 di Indonesia dirancang untuk mencapai beberapa tujuan, antara lain:
1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan : Kurikulum 1994 dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan menekankan pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan siswa.
2. Mempersiapkan Siswa untuk Menghadapi Tantangan Masa Depan : Kurikulum ini dirancang untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan dengan memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan yang relevan.
3. Mengembangkan Keterampilan dan Pengetahuan : Kurikulum 1994 berfokus pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan siswa, sehingga siswa dapat menjadi lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan masa depan.
4. Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi : Kurikulum ini juga berfokus pada pengembangan kreativitas dan inovasi siswa, sehingga siswa dapat menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam memecahkan masalah.
5. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis : Kurikulum 1994 juga berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa, sehingga siswa dapat menjadi lebih analitis dan kritis dalam memecahkan masalah
D. KARAKTERISTIK
Kurikulum 1994 di Indonesia memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari kurikulum lainnya. Berikut adalah beberapa karakteristik kurikulum 1994:
1. Pendekatan Berbasis Kompetensi : Kurikulum 1994 menggunakan pendekatan berbasis kompetensi, yang menekankan pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan siswa.
2. Fokus pada Pengembangan Keterampilan : Kurikulum ini berfokus pada pengembangan keterampilan siswa, seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan komunikasi.
3. Pengintegrasian Materi Pelajaran : Kurikulum 1994 mengintegrasikan materi pelajaran yang terkait, sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep yang lebih luas dan kompleks.
4. Pendekatan yang Lebih Fleksibel : Kurikulum ini menggunakan pendekatan yang lebih fleksibel, sehingga guru dapat mengembangkan materi pelajaran dan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
5. Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis : Kurikulum 1994 berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa, sehingga siswa dapat menjadi lebih analitis dan kritis dalam memecahkan masalah.
E. STRUKTUR
Kurikulum 1994 di Indonesia memiliki struktur yang terdiri dari beberapa komponen, antara lain:
1. Mata Pelajaran : Kurikulum 1994 terdiri dari beberapa mata pelajaran, seperti bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan lain-lain.
2. Kelompok Mata Pelajaran : Mata pelajaran dalam kurikulum 1994 dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, seperti kelompok mata pelajaran wajib dan kelompok mata pelajaran pilihan.
3. Kompetensi Dasar : Kurikulum 1994 menekankan pada pengembangan kompetensi dasar siswa, seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan komunikasi.
4. Kegiatan Belajar : Kurikulum ini juga menekankan pada kegiatan belajar yang lebih aktif dan partisipatif, seperti diskusi, eksperimen, dan proyek.
F. MATA PELAJARAN
Kurikulum 1994 di Indonesia memiliki beberapa mata pelajaran yang dikelompokkan menjadi beberapa kategori, antara lain:
1. Kelompok Mata Pelajaran Utama :
- Bahasa Indonesia
- Matematika
- Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
2. Kelompok Mata Pelajaran Pendukung :
- Pendidikan Agama
- Pendidikan Kewarganegaraan
- Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
3. Kelompok Mata Pelajaran Pilihan :
- Bahasa Inggris
- Bahasa Daerah
- Keterampilan (seperti menjahit, memasak, dan lain-lain)
- Seni Budaya (seperti musik, tari, dan lain-lain)
G. METODE PENGAJARAN
Kurikulum 1994 di Indonesia menggunakan beberapa metode pengajaran yang inovatif pada saat itu. Berikut adalah beberapa metode pengajaran yang digunakan dalam kurikulum 1994:
1. Metode Pembelajaran Aktif : Kurikulum 1994 menekankan pada pembelajaran aktif, dengan memfasilitasi siswa untuk berpartisipasi dalam proses belajar.
2. Metode Diskusi : Guru menggunakan metode diskusi untuk memfasilitasi siswa dalam memahami materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
3. Metode Proyek : Guru menggunakan metode proyek untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan keterampilan kerja sama, kreativitas, dan pemecahan masalah.
4. Metode Eksperimen : Guru menggunakan metode eksperimen untuk memfasilitasi siswa dalam memahami konsep-konsep ilmiah dan mengembangkan keterampilan praktis.
5. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah : Kurikulum 1994 juga menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah, dengan memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Pendekatan Pengajaran
Kurikulum 1994 juga menggunakan beberapa pendekatan pengajaran, seperti:
- Pendekatan Student-Centered : Guru menggunakan pendekatan student-centered untuk memfasilitasi siswa dalam memahami materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan.
- Pendekatan Kontekstual : Guru menggunakan pendekatan kontekstual untuk memfasilitasi siswa dalam memahami materi pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-hari.
H. KELEBIHAN
Kurikulum 1994 di Indonesia memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1. Pendekatan Berbasis Kompetensi : Kurikulum 1994 menggunakan pendekatan berbasis kompetensi, yang menekankan pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan siswa.
2. Pengintegrasian Mata Pelajaran : Kurikulum ini mengintegrasikan mata pelajaran yang terkait, sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep yang lebih luas dan kompleks.
3. Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis : Kurikulum 1994 berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa, sehingga siswa dapat menjadi lebih analitis dan kritis dalam memecahkan masalah.
4. Penggunaan Metode Pembelajaran yang Lebih Aktif : Kurikulum ini menggunakan metode pembelajaran yang lebih aktif dan partisipatif, sehingga siswa dapat menjadi lebih terlibat dalam proses belajar.
5. Pengembangan Keterampilan Sosial dan Emosional : Kurikulum 1994 juga berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa, sehingga siswa dapat menjadi lebih seimbang dan harmonis dalam kehidupan sehari-hari.
I. KEKURANGAN
Kurikulum 1994 di Indonesia memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1. Kurang Fleksibel : Kurikulum 1994 dianggap kurang fleksibel dalam mengakomodasi kebutuhan dan minat siswa yang berbeda-beda.
2. Terlalu Berorientasi pada Pengetahuan : Kurikulum ini terlalu berorientasi pada pengetahuan dan kurang menekankan pada pengembangan keterampilan dan sikap.
3. Keterbatasan Sumber Daya : Implementasi kurikulum 1994 terkendala oleh keterbatasan sumber daya, seperti kurangnya fasilitas dan tenaga pengajar yang berkualitas.
4. Kurang Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat : Kurikulum ini kurang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja pada saat itu.
5. Kurang Menekankan pada Kreativitas dan Inovasi : Kurikulum 1994 kurang menekankan pada pengembangan kreativitas dan inovasi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wahyuni, Sri. (2010). Kurikulum 1994: Sebuah Tinjauan Historis. Jakarta: CV. Akademika Press.
2. Hartono, Yudi. (2017). Sejarah Kurikulum di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
3. Djali, M. (2018). Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar