JENIS-JENIS PERTANIAN
Oleh : SRI RAHAYU
A. PERTANIAN SUBSISTEN
Pertanian Subsisten adalah sistem pertanian yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga atau komunitas lokal. Petani subsisten biasanya menggunakan metode tradisional dan sumber daya alam yang terbatas
a. Karakteristik
. Berikut adalah beberapa karakteristik pertanian subsisten:
1. Tujuan Produksi : Tujuan utama pertanian subsisten adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga atau komunitas lokal, bukan untuk produksi besar-besaran atau komersial.
2. Metode Tradisional : Petani subsisten biasanya menggunakan metode tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, seperti penggunaan alat-alat pertanian sederhana dan teknik budidaya yang tidak menggunakan teknologi canggih.
3. Sumber Daya Alam Terbatas : Petani subsisten biasanya memiliki akses terbatas ke sumber daya alam, seperti tanah, air, dan benih, sehingga mereka harus menggunakannya secara efisien.
4. Ketergantungan pada Alam : Pertanian subsisten sangat bergantung pada kondisi alam, seperti cuaca dan iklim, sehingga petani subsisten harus dapat beradaptasi dengan perubahan alam.
b Kelebihan Pertanian Subsisten
1. Kelestarian Lingkungan : Pertanian subsisten dapat membantu melestarikan lingkungan karena penggunaan metode tradisional dan sumber daya alam yang terbatas.
2. Ketahanan Pangan : Pertanian subsisten dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan keluarga atau komunitas lokal karena produksi pangan yang lebih stabil.
3. Penghematan Biaya : Pertanian subsisten dapat menghemat biaya produksi karena penggunaan metode tradisional dan sumber daya alam yang terbatas.
c. Kekurangan Pertanian Subsisten
1. Produktivitas Rendah : Pertanian subsisten dapat memiliki produktivitas yang rendah karena penggunaan metode tradisional dan sumber daya alam yang terbatas.
2. Ketergantungan pada Alam : Pertanian subsisten sangat bergantung pada kondisi alam, sehingga petani subsisten harus dapat beradaptasi dengan perubahan alam.
3. Keterbatasan Akses Pasar : Pertanian subsisten dapat memiliki keterbatasan akses pasar karena produksi yang tidak besar-besaran dan tidak komersial.
B. PERTANIAN KOMERSIAL
Pertanian komersial adalah suatu jenis pertanian yang berorientasi pada produksi besar-besaran untuk dijual di pasar, dengan tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan ekonomi.
a. Karakteristik Pertanian Komersial
1. Produksi Besar-Besaran : Pertanian komersial berfokus pada produksi besar-besaran untuk memenuhi permintaan pasar yang luas.
2. Orientasi pada Keuntungan : Tujuan utama pertanian komersial adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dari penjualan produk pertanian.
3. Penggunaan Teknologi Modern : Pertanian komersial sering menggunakan teknologi modern, seperti mesin pertanian, irigasi, dan pestisida, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
4. Spesialisasi : Pertanian komersial seringkali berspesialisasi dalam satu jenis tanaman atau produk tertentu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas.
b. Jenis Pertanian Komersial
1. Pertanian Tanaman Pangan : Pertanian komersial yang berfokus pada produksi tanaman pangan, seperti padi, jagung, dan kedelai.
2. Pertanian Hortikultura : Pertanian komersial yang berfokus pada produksi tanaman hortikultura, seperti sayuran, buah-buahan, dan bunga.
3. Pertanian Perkebunan : Pertanian komersial yang berfokus pada produksi tanaman perkebunan, seperti kelapa sawit, karet, dan kopi.
c. Kelebihan Pertanian Komersial
1. Meningkatkan Pendapatan : Pertanian komersial dapat meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat sekitar.
2. Meningkatkan Produktivitas : Pertanian komersial dapat meningkatkan produktivitas melalui penggunaan teknologi modern dan spesialisasi.
3. Meningkatkan Kualitas : Pertanian komersial dapat meningkatkan kualitas produk pertanian melalui penggunaan teknologi modern dan standar kualitas yang ketat.
d. Kekurangan Pertanian Komersial
1. Dampak Lingkungan : Pertanian komersial dapat memiliki dampak lingkungan yang negatif, seperti penggunaan pestisida dan irigasi yang berlebihan.
2. Ketergantungan pada Pasar : Pertanian komersial sangat tergantung pada pasar dan fluktuasi harga dapat mempengaruhi pendapatan petani.
3. Penggunaan Sumber Daya Alam : Pertanian komersial dapat menggunakan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, seperti penggunaan air yang berlebihan
C. Pertanian Pangan
Pertanian pangan adalah kegiatan pertanian yang bertujuan untuk memproduksi bahan pangan, seperti tanaman pangan, buah-buahan, dan sayuran, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi manusia. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang pertanian pangan:
a. Definisi Pertanian Pangan
Pertanian pangan adalah suatu kegiatan pertanian yang bertujuan untuk memproduksi bahan pangan yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi manusia. Pertanian pangan melibatkan proses penanaman, pemeliharaan, dan panen tanaman pangan, serta pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.
b Jenis Tanaman Pangan
1. Tanaman Pangan Pokok : Tanaman pangan pokok adalah tanaman yang menjadi sumber karbohidrat utama bagi manusia, seperti padi, jagung, dan ubi kayu.
2. Tanaman Buah-Buahan : Tanaman buah-buahan adalah tanaman yang menghasilkan buah-buahan yang dapat dikonsumsi manusia, seperti mangga, apel, dan jeruk.
3. Tanaman Sayuran : Tanaman sayuran adalah tanaman yang menghasilkan sayuran yang dapat dikonsumsi manusia, seperti kacang panjang, buncis, dan sawi.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertanian Pangan
1. Iklim : Iklim dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman pangan.
2. Tanah : Kualitas tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman pangan.
3. Air : Ketersediaan air dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman pangan.
4. Teknologi : Penggunaan teknologi dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas pertanian pangan.
d. Manfaat Pertanian Pangan
1. Meningkatkan Ketersediaan Pangan : Pertanian pangan dapat meningkatkan ketersediaan pangan bagi masyarakat.
2. Meningkatkan Kualitas Pangan : Pertanian pangan dapat meningkatkan kualitas pangan dengan memproduksi bahan pangan yang segar dan aman.
3. Meningkatkan Pendapatan Petani : Pertanian pangan dapat meningkatkan pendapatan petani dengan meningkatkan produksi dan kualitas pangan.
D. PERTANIAN KOMODITAS
Pertanian komoditas adalah jenis pertanian yang berfokus pada produksi tanaman atau hewan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat diperdagangkan di pasar global. Pertanian komoditas seringkali dilakukan dalam skala besar dan menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Pertanian komoditas memiliki peran penting dalam perekonomian global dan dapat memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi petani dan negara. Namun, perlu diingat bahwa pertanian komoditas juga dapat memiliki dampak lingkungan dan sosial yang negatif jika tidak dikelola dengan baik.
a. Karakteristik Pertanian Komoditas
1. Produksi Skala Besar : Pertanian komoditas seringkali dilakukan dalam skala besar untuk memenuhi permintaan pasar global.
2. Penggunaan Teknologi Modern : Pertanian komoditas menggunakan teknologi modern, seperti mesin pertanian dan irigasi, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
3. Fokus pada Komoditas : Pertanian komoditas berfokus pada produksi komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti gandum, jagung, kedelai, dan kopi.
4. Perdagangan Global : Pertanian komoditas seringkali terkait dengan perdagangan global, di mana komoditas yang dihasilkan diperdagangkan di pasar internasional.
b. Contoh Pertanian Komoditas
1. Pertanian Gandum : Gandum adalah salah satu komoditas pertanian yang paling banyak diperdagangkan di pasar global.
2. Pertanian Jagung : Jagung adalah komoditas pertanian yang penting untuk pakan ternak dan produksi bioetanol.
3. Pertanian Kedelai : Kedelai adalah komoditas pertanian yang penting untuk produksi pakan ternak dan makanan manusia.
4. Pertanian Kopi : Kopi adalah komoditas pertanian yang penting untuk industri kopi global.
c. Manfaat Pertanian Komoditas
1. Meningkatkan Pendapatan : Pertanian komoditas dapat meningkatkan pendapatan petani dan negara melalui ekspor komoditas.
2. Meningkatkan Efisiensi : Pertanian komoditas dapat meningkatkan efisiensi produksi melalui penggunaan teknologi modern.
3. Meningkatkan Ketersediaan Pangan : Pertanian komoditas dapat meningkatkan ketersediaan pangan global melalui produksi komoditas yang besar.
d. Kekurangan Pertanian Komoditas
1. Ketergantungan pada Pasar Global : Pertanian komoditas dapat membuat petani dan negara tergantung pada fluktuasi harga pasar global.
2. Dampak Lingkungan : Pertanian komoditas dapat memiliki dampak lingkungan yang negatif, seperti deforestasi dan penggunaan pestisida yang berlebihan.
3. Ketimpangan Sosial : Pertanian komoditas dapat memperburuk ketimpangan sosial, terutama jika petani kecil tidak dapat bersaing dengan petani besar.
E. PERTANIAN ORGANIK
Pertanian organik adalah suatu sistem pertanian yang menggunakan bahan-bahan alami dan proses biologis untuk memelihara tanah, tanaman, dan hewan, tanpa menggunakan bahan kimia sintetis, pestisida, atau genetik modifikasi.
Pertanian organik dapat menjadi alternatif yang lebih sehat dan berkelanjutan untuk memproduksi makanan dan produk pertanian lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memahami prinsip-prinsip dan manfaat pertanian organik untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan pertanian organik.
a. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik
1. Menggunakan bahan-bahan alami : Pertanian organik menggunakan bahan-bahan alami seperti kompos, pupuk hijau, dan pestisida alami untuk memelihara tanah dan tanaman.
2. Menghindari bahan kimia sintetis : Pertanian organik tidak menggunakan bahan kimia sintetis seperti pestisida, herbisida, dan pupuk kimia.
3. Menggunakan proses biologis : Pertanian organik menggunakan proses biologis seperti pengomposan, fiksasi nitrogen, dan pengendalian hama alami untuk memelihara tanah dan tanaman.
4. Mengutamakan keseimbangan ekosistem : Pertanian organik mengutamakan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati untuk memelihara kesehatan tanah dan tanaman.
b. Manfaat Pertanian Organik
1. Meningkatkan kesuburan tanah : Pertanian organik dapat meningkatkan kesuburan tanah dan memelihara keseimbangan ekosistem.
2. Menghasilkan produk yang sehat : Pertanian organik dapat menghasilkan produk yang sehat dan bebas dari bahan kimia sintetis.
3. Mengurangi dampak lingkungan : Pertanian organik dapat mengurangi dampak lingkungan dan memelihara keanekaragaman hayati.
4. Meningkatkan pendapatan petani : Pertanian organik dapat meningkatkan pendapatan petani dengan meningkatkan harga jual produk organik.
F. PERTANIAN HIDROPONIK
Pertanian hidroponik adalah metode pertanian yang menggunakan larutan nutrisi untuk menanam tanaman, tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam.
Pertanian hidroponik dapat menjadi alternatif yang efektif untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan menghemat sumber daya alam. Oleh karena itu, hidroponik dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan ketersediaan pangan dan mengurangi dampak lingkungan.
a. Prinsip Dasar Hidroponik
1. Tanaman tumbuh dalam larutan nutrisi : Tanaman hidroponik tumbuh dalam larutan nutrisi yang mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
2. Tidak menggunakan tanah : Hidroponik tidak menggunakan tanah sebagai media tanam, melainkan menggunakan media lain seperti air, pasir, atau kerikil.
3. Kontrol nutrisi yang tepat : Hidroponik memungkinkan kontrol nutrisi yang tepat, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimal.
b. Jenis-Jenis Hidroponik
1. NFT (Nutrient Film Technique) : Sistem hidroponik yang menggunakan pipa untuk mengalirkan larutan nutrisi ke akar tanaman.
2. Ebb and Flow : Sistem hidroponik yang menggunakan pompa untuk mengalirkan larutan nutrisi ke akar tanaman secara periodik.
3. DWC (Deep Water Culture) : Sistem hidroponik yang menggunakan wadah berisi air untuk menanam tanaman.
c. Kelebihan Hidroponik
1. Peningkatan produktivitas : Hidroponik dapat meningkatkan produktivitas tanaman karena kontrol nutrisi yang tepat.
2. Penghematan air : Hidroponik dapat menghemat air karena larutan nutrisi dapat digunakan kembali.
3. Pengurangan penggunaan pestisida : Hidroponik dapat mengurangi penggunaan pestisida karena tanaman tumbuh dalam lingkungan yang terkendali.
d. Kekurangan Hidroponik
1. Biaya awal yang tinggi : Biaya awal untuk membangun sistem hidroponik dapat tinggi.
2. Ketergantungan pada listrik : Hidroponik memerlukan listrik untuk mengoperasikan pompa dan sistem lainnya.
3. Risiko kegagalan : Hidroponik dapat berisiko kegagalan jika sistem tidak dioperasikan dengan benar.
G. PERTANIAN VERTIKAL
Pertanian vertikal adalah metode pertanian yang menggunakan struktur vertikal untuk menanam tanaman, sehingga memungkinkan produksi tanaman dalam ruang yang terbatas.
Pertanian vertikal adalah metode pertanian yang inovatif dan berkelanjutan yang dapat membantu meningkatkan produksi tanaman dalam ruang yang terbatas. Dengan menggunakan struktur vertikal, pertanian vertikal dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan mengurangi penggunaan lahan.
a. Definisi Pertanian Vertikal
Pertanian vertikal adalah metode pertanian yang menggunakan struktur vertikal, seperti menara atau rak, untuk menanam tanaman. Sistem ini memungkinkan produksi tanaman dalam ruang yang terbatas, sehingga sangat cocok untuk daerah perkotaan atau daerah dengan lahan yang terbatas.
b. Kelebihan Pertanian Vertikal
1. Penggunaan Lahan yang Efisien : Pertanian vertikal memungkinkan produksi tanaman dalam ruang yang terbatas, sehingga sangat cocok untuk daerah perkotaan atau daerah dengan lahan yang terbatas.
2. Peningkatan Produktivitas : Pertanian vertikal dapat meningkatkan produktivitas tanaman karena tanaman dapat ditanam dalam jumlah yang lebih banyak dalam ruang yang sama.
3. Pengurangan Penggunaan Pestisida : Pertanian vertikal dapat mengurangi penggunaan pestisida karena tanaman dapat ditanam dalam lingkungan yang terkendali.
4. Penghematan Air : Pertanian vertikal dapat menghemat air karena sistem irigasi yang digunakan dapat diatur untuk memenuhi kebutuhan tanaman.
c. Jenis Pertanian Vertikal
1. Hydroponik : Sistem pertanian vertikal yang menggunakan larutan nutrisi untuk menanam tanaman.
2. Aeroponik : Sistem pertanian vertikal yang menggunakan kabut nutrisi untuk menanam tanaman.
3. Sistem Tanam Vertikal : Sistem pertanian vertikal yang menggunakan struktur vertikal untuk menanam tanaman.
d. Contoh Pertanian Vertikal
1. Menara Tanam : Menara tanam adalah contoh pertanian vertikal yang menggunakan struktur vertikal untuk menanam tanaman.
2. Sistem Tanam Vertikal Indoor : Sistem tanam vertikal indoor adalah contoh pertanian vertikal yang menggunakan struktur vertikal untuk menanam tanaman dalam ruangan.
H. PERTANIAN BERKELANJUTAN
Pertanian berkelanjutan adalah suatu pendekatan pertanian yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan serat saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pertanian berkelanjutan berfokus pada penggunaan sumber daya alam yang bijak, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi petani dan masyarakat.
Pertanian berkelanjutan merupakan suatu pendekatan pertanian yang dapat membantu meningkatkan produktivitas, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi petani dan masyarakat. Oleh karena itu, pertanian berkelanjutan merupakan suatu alternatif yang lebih baik untuk masa depan pertanian.
a. Prinsip-Prinsip Pertanian Berkelanjutan
1. Penggunaan Sumber Daya Alam yang Bijak : Menggunakan sumber daya alam seperti tanah, air, dan udara dengan cara yang bijak dan berkelanjutan.
2. Mengurangi Dampak Lingkungan : Mengurangi dampak lingkungan seperti polusi air dan tanah, serta mengurangi emisi gas rumah kaca.
3. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Ekonomi : Meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi petani dan masyarakat melalui peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja.
4. Diversifikasi dan Integrasi : Mengembangkan diversifikasi tanaman dan ternak, serta integrasi dengan kegiatan lain seperti pengolahan hasil pertanian.
b. Komponen Pertanian Berkelanjutan
1. Pengelolaan Tanah : Mengelola tanah untuk memastikan kesuburan dan struktur tanah yang baik.
2. Pengelolaan Air : Mengelola air untuk memastikan ketersediaan air yang cukup untuk tanaman dan ternak.
3. Pengelolaan Limbah : Mengelola limbah untuk mengurangi dampak lingkungan dan memaksimalkan penggunaan sumber daya.
4. Penggunaan Teknologi : Menggunakan teknologi yang tepat untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
c. Manfaat Pertanian Berkelanjutan
1. Meningkatkan Produktivitas : Meningkatkan produktivitas tanaman dan ternak melalui penggunaan sumber daya yang lebih efisien.
2. Mengurangi Dampak Lingkungan : Mengurangi dampak lingkungan seperti polusi air dan tanah, serta mengurangi emisi gas rumah kaca.
3. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Ekonomi : Meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi petani dan masyarakat melalui peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja.
4. Mengurangi Risiko : Mengurangi risiko seperti kehilangan hasil panen dan kerusakan lingkungan.
I. PERTANIAN HOLTIKULTURA
Pertanian Holtikultura adalah suatu cabang ilmu pertanian yang mempelajari tentang budidaya tanaman hortikultura, seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang pertanian holtikultura:
a. Definisi Pertanian Holtikultura
Pertanian holtikultura adalah suatu cabang ilmu pertanian yang mempelajari tentang budidaya tanaman hortikultura, seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Pertanian holtikultura bertujuan untuk memproduksi tanaman hortikultura yang berkualitas tinggi dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Jenis Tanaman Holtikultura
1. Sayuran : Tanaman sayuran seperti sawi, kangkung, dan buncis.
2. Buah-buahan : Tanaman buah-buahan seperti apel, jeruk, dan mangga.
3. Tanaman Hias : Tanaman hias seperti mawar, anggrek, dan kaktus.
c. Teknik Budidaya Holtikultura
1. Pemilihan Benih : Pemilihan benih yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan kondisi lingkungan.
2. Pengolahan Tanah : Pengolahan tanah yang baik untuk memproduksi tanaman hortikultura yang berkualitas tinggi.
3. Pengairan : Pengairan yang cukup untuk memproduksi tanaman hortikultura yang berkualitas tinggi.
4. Pemupukan : Pemupukan yang tepat untuk memproduksi tanaman hortikultura yang berkualitas tinggi.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit : Pengendalian hama dan penyakit yang efektif untuk memproduksi tanaman hortikultura yang berkualitas tinggi.
d. Manfaat Pertanian Holtikultura
1. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat : Pertanian holtikultura dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memproduksi tanaman hortikultura yang berkualitas tinggi.
2. Meningkatkan Pendapatan Petani : Pertanian holtikultura dapat meningkatkan pendapatan petani dengan memproduksi tanaman hortikultura yang berkualitas tinggi.
3. Meningkatkan Keanekaragaman Hayati : Pertanian holtikultura dapat meningkatkan keanekaragaman hayati dengan memproduksi berbagai jenis tanaman hortikultura.
DAFTAR PUSTAKA
1. Despommier, Dr. Dickson. 2010. The Vertical Farm: Feeding the World in the 21st Century. New York. St. Martin's Press.
2. Despommier, Dr. Dickson. 2009. Vertical Farming: An Urban Solution to Feeding the World. New York. Thomas Dunne Books.
3. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2015. Hortikultura. Jakarta. Kementerian Pertanian RI.
4. Rukmana, R. 2015. Ilmu Hortikultura. Bandung. Penerbit ITB.
5. Sutater, T. 2017. Budidaya Tanaman Hortikultura. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.
6. Altieri, M. A. 2018. Agroecology: The Science of Sustainable Agriculture. Boca Raton. CRC Press.
7. Gliessman, S. R. 2015. Agroecology: The Ecology of Sustainable Food Systems. Boca Raton. CRC Press.
8. Resh, H. M. 2012. Hydroponics: A Practical Guide for the Soilless Grower. Boca Raton. CRC Press.
9. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2018. Pertanian Komersial. Jakarta. Kementerian Pertanian RI.
10. Cramer, G. L., Jensen, H. R., dan Southgate, D. D. 2017. Agricultural Economics. Hoboken. Wiley.
11. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2019. Pertanian Pangan. Jakarta. Kementerian Pertanian RI.
12. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2020. Pertanian Organik. Jakarta. Kementerian Pertanian RI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar