Mimpi tentang seseorang itu memang tidak salah, apalagi berdosa. Namun apa jadinya bila kita memimpikan tentang seseorang yang sedang kita hindari karena merasa tidak pantas dengannya?? ya itulah yang sedang ku alami kini.
Beberapa bulan yang lalu aku pernah naksir dengan seseorang, Taufan namanya. Dia adalah salah satu tetangga kost di kostku yang baru. Jujur, aku naksir dia pada pandangan pertama, saat itu aku sedang nyuci baju dan dia mau wudhu.
Hari semakin berlalu, aku pun mengerti sifatnya, meskipun harus jadi detektif. Dia sopan, pinter, rajin, tidak nakal dan yang jelas yang menjadi alasanku naksir dia adalah dia sangat agamis, yaitu rajin beribadah, "Masya Allah kriteriaku banget ini", pikirku.
Dengan berjalannya waktu, ekspektasiku tak berbanding lurus dengan kenyataan. Dia selalu cuek, mungkin dia memiliki kelebihan sifat, yakni pemalu, atau kah aku yang tak peka??
Finalnya adalah ketika dia sakit dan dijenguk kawan perempuannya. Dari obrolannya terlihat sangat akrab. Bahkan dia juga menggoda wanita itu. Aku pun berpikir "Kok beda ya sama sikapnya padaku??" . Wanita itu berhijab panjang dan memakai kaos kaki, sepertinya dia adalah wanita muslimah. Dari sini aku berpikir "Wanita itu muslimah, sedangkan aku? Wanita tomboy yang bersikap pun aku sangat tidak sopan. Apalah aku ini? Pantaskah aku untuk dia??". Jujur, sejak saat itu hatiku hancur berkeping-keping.
Seusai kejadian tersebut, aku semakin menghindarinya. Namun entah mengapa dia perhatian sama aku. Terbukti saat kunci sepeda motorku tertinggal di halaman. Dia mengambilnya dan memberikan padaku yang saat itu di depan kamar.
"Ini kunci kamu, ketinggalan di depan tadi, entar kalau sepeda motormu hilang gimana?", kata dia
"i.. i.. i.. ya makasih", jawabku malu-malu sambil mengambil kunci itu.
Aku dan dia memiliki banyak perbedaan, terutama dari sudut pandang politik. Dia Prabowo dan aku Jokowi. Entah apa yang ada di pikirannya, sehingga dia bisa mendukung prabowo? Dan apa yang ada di benaknya sehingga dia memiliki toleransi yang tinggi terhadapku. Aku bisa tau, saat bapak Jokowi datang ke Tuban, aku bertanya padanya.
"Mas, hari ini pak jokowi mau kesini ya?", tanyau.
"Iya, katanya sih gitu. Kenapa emangnya?", jawabnya
"hehehe Nggak kok mas, aku pengen ketemu pak presiden aja, tapi aku belum tau tempat pastinya"
"Di TPPI, itu loh di Jenu. Jauh banget kok. Pokoknya entar ke barat terus dan ada jalan kembar, nah disitu nelok ke kanan atau ke utara. Tapi jauh banget lo dari sini. Kamu mau kesitu sama siapa? Terus, emangnya kamu nggak sekolah? kalau sendirian mendingan jangan deh, kan kamu perempuan dan itu tempatnya memang jauh banget"
"Iya sendirian mas. Makasih ya.. Hari ini aku bolos sekolah kok", aku langsung berlalu.
Sore harinya aku pun kembali menemuinya.
"Mas, tadi nggak lihat pak presiden di TPPI?", tanyaku
"Hehehe... aku kerja... dan dan aku bukan pendukung dia. Aku Prabowo", jawabnya tegas.
Hatiku pun kembali remuk berkeping-keping. Dalam egoku, aku bertanya "Mengapa harus prabowo? Ha? Mengapa?". Saat itu, aku pun kembali mundur dan menjauhinya.
Selang beberapa hari, tak sanggup ku menjauhinya. Aku dan dia kembali bertetangga dengan toleransi tinggi.
Dan kini, setelah bebeapa bulan aku dan dia damai, tentram dan nyaman. Mengaoa perasaan "tak pantas" kembali menghantuiku? Hingga akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kost. Namun dalam penjauhanku, Mengapa aku malah memimpikannya? Mungkinkah dia bersamaku? Apakah dia memiliki perasaan yang sama denganku? Dan benarkah dia jodohku? Kini ku serahkan semua hidup, mati dan jodohku pada Tuhan, Allah, Tuhan Yang Maha Mengatur Hidup Makhluk-Nya, Tuhan Yang Menciptakan Manusia Berpasang-pasang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar