Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Rahayu. Ini adalah blog resmi dari Rahayu. Blog ini resmi rilis pada tahun 2011. Rahayu hanyalah seorang gadis remaja biasa asal Kecamatan Brondong , Kabupaten Lamongan yang ingin selalu mengembangkan kreativitasnya. Blog ini sekarang lagi dalam perbaikan, dari segi kualitas konten maupun semuanya. Karena penulis yang sekaligus pemilik Blog ini pada beberapa tahun terakhir sedang sibuk menyelesaikan studi.nya. Kalian sekarang dapat menikmati beberapa konten, antara lain : "Music" yang akan diposting tiap 3 hari sekali, "Komputer" yang akan diposting 1 kali seminggu, "Agama Islam" yang akan diposting 2 hari sekali, "Gaya Hidup" yang akan diposting 2 minggu sekali, dan lain-lain, kalau mau tau jadwalnya silahkan lihat di kolom "'jadwal postingan". Ohh ya kalian juga bisa menghubungi Rahayu melalui:
Halaman facebook: Rahayu

Selasa, 01 Maret 2016

Baper Ini Membunuhku

Perkenalkan namaku Melanie, aku adalah seorang siswi kebanggaan di sebuah SMA Negeri favorit di kota Surabaya, kota yang menjadi ikon dari Jawa Timur. Aku baru duduk di bangku kedua sekolah menengah atas tersebut. Aku berasal dari kota seberang, Gresik. Aku pernah mengalami kisah yang cukup pahit tentang perasaan yang bernama CINTA, yupz.. CINTA.. perasaan yang sebagian besar mengatakan itu indah, namun tidak bagiku. CINTA hampir saja merenggut nyawaku. Bagaimana bisa? Ahh sebentar lagi ku ceritakan.
Kisah ini dimulai ketika aku baru saja duduk di bangku pertama sekolah idaman banyak remaja seantero Indonesia. Sore itu aku penasaran dengan sebuah kegiatan ekstrakulikuler yang cukup terkenal prestasinya di sekolah ini, Pencak Silat. Iya kegiatan yang sebagian besar di ikuti oleh kaum adam. Dengan memohon restu orang tua dan Tuhan Yang Maha Esa aku memberanikan diri mendaftar di kegiatan tersebut, dan Alhamdulillah di terima dengan baik.
“Iya silahkan, latihannya tiap sabtu sore sama selasa sore ya.. Latihan yang rajin dan jangan lupa semangat.. selamat bergabung”, itu lah kata seorang kakak pelatih yang menghampiriku. Beberapa jam kemudian baru ku ketahui bahwa namanya adalah Lasril. “Emm... nama yang indah.. seindah senyumnya..”, pikirku. Sore itu, kami semua hanya di beri pengarahan dan tata cara juga peraturan dari kegiatan yang cukup menantang ini. Lagi-lagi pandanganku tak bisa lepas darinya.. “Lasril.. mengapa aku jadi kepikiran dia?”.
Sebuah colekan pun hinggap di tubuhku, ternyata seorang teman menyadarkan hayalanku “Ciyeeee.... melanie... kamu saling pandang terus ama kak Lasril dari tadi.. ehheeemmmm... suka ya. ?”, kata Desi, temanku. “Ehh emang tadi dia melihatku ta. ?? iii... iya.. sih.. aku kagum pada dia di pandangan pertama”, jawabku reflek. “Iya lah.. dia tuh melihatmu dari tadi. Emangnya kamu nggak merasa? Makanya ku colek.. takutnya kamu malah kesambet peri cinta.. hahaha... ehh ternyata udah kesambet beneran.. hahaha”, desi menertawaiku. “Udah ahh jangan gitu... malu nih aku jadinya..”, sambil menutup muka pakek jilbabku.
Waktu demi waktu pun berlalu, bulan demi bulan telah ku lalui. Aku selalu semangat, alasannya. ?? emm mungkinkah karena dia. ?? sang ksatria baju hitam. ?? siapa lagi kalau bukan Lasril, pendekar manis stok terakhir yang hinggap di hidupku. Kami semakin dekat saja, agaknya aku sekarang sudah punya nomer hp dan juga facebooknya.  Namun apa daya.. aku hanyalah aku.. seorang melanie gadis polos stok terakhir di keluarga. Meskipun aku tlah mempunyai nomer hp dan facebooknya, untuk sms dia saja aku tak berani. Alhasil.. perasaanku padanya tumbuh dengan sendirinya tanpa ada yang mengimbangi. Namun entah mengapa aku perasaan ini semakin kuat, dan yakin bahwa dia lah ksatria yang dikirim Allah untuk membahagiakanku di dunia dan akhirat.
Sore ini tlah bulan kelima aku mengikuti bela diri asal jawa tersebut. “Ehh... gimana perasaanmu ama dia. ?? sudah kamu ungkapin belum. ?? ciyeee,... keburu di ambil orang loh..!!”, kata Ratna, salah seorang temanku yang lain. “Ehh apaan sih. ?? masak cewek yang ngungkapin duluan. ?? oh nooooo...!!! emang aku cewek apaan. ?”, jawabku malu malu kesel. Sore ini, di tempatku latihan kedatangan satu anggota lagi yang bergabung, dia bernama Yuyu, cewek sekolah sebelah yang telah berulang kali makan asam dan manisnya cinta hingga pernah memasuki rumah sakit karena perasaan tak jelas itu. Aku sebenarnya telah mengenal Yuyu, jauh hari, sebelum dia mengikuti latihan disini, dan kami berteman cukup baik, Yuyu pun telah mengetahui perasaanku sama kak Lasril.
“Gimana lur. ?? ada perkembangan nggak? Lu udah nyatain perasaan lu kan. ?”, colek yuyu padaku seusai latihan sore itu. “Hehehe... belum sih mbak, la gimana aku nya malu.. ntar di kira aku cewek apaan ngungkapin perasaan duluan ke cowok. ?? iya kalau dia suka ama aku. ? kalau nggak. ?”, jawabku . “Haahahaha.... lu mau nunggu sampai kapan lur. ?? sampai kiamat. ?? ha. ? hahaha... ya lagian mana dia tau, kalau lu punya perasaan ama dia, kalau lu nya aja diem begini.. tunjukin lah pakek perilaku lu, perhatiin dia..”, Ledek Yuyu padaku. “Iya.. nggak gitu juga... aku nyaman kok dengan perasaan ini lur.. aku udah bahagia walaupun hanya melihat senyumnya..”, jawabku membela diri. “Hahahaha... mau sampai kapan lu Cuma ngelihat senyumnya doang. ? sampai lebaran monyet. ? ehh dia juga senyum gitu ke semua orang kali.. nggak ke lu doang.. hati-hati ya lu kalau dia dah di ambil orang baru deh nangis nangis.. mewek...”, Yuyu meledekku, tapi kali ini membuat hatiku was-was dan takut.
Ternyata gurauan Yuyu tersebut benar. 2 bulan berlalu setelah Yuyu meledekku itu, ternyata dia deket dengan seorang cewek. Aku langsung berpikir bahwa cewek itu adalah pacarnya mas Lasril, ksatria ku yg ku pingit dalam hati. Nama cewek itu adalah Nita,  salah satu anggota dalam ekstrakulikuler ini.
Saat itu, aku merasa bahwa nita adalah saingan terberatku, pendapat  itu pun di dukung Yuyu. Puncaknya adalah ketika diadakan sparing atau tanding untuk melihat seberapa kemampuan kami dalam menerima materi dan seberapa mampu kami menerapkan gerak dan langkah yang telah di berikan. satu persatu sudah unjuk kebolehan fisiknya, kini giliranku. “siapa ya yang kira-kira akan beradu denganku. ? ehhh.... siapa ya. ?”, pikirku.
Deg.. tanpa terduga, Nita, si cewek itu mengajakku duel. “Dek, ayo sama aku aja... gimana. ?? mau kan. ?? masa nggak berani. ?? aku ya udah lama nggak tanding kok. Tenang aja”, ajaknya. “I,,, iya mbak,,,”, jawabku mengiyakan namun masih ragu. Dan kini saatnya, aku memasuki arena yang telah berbentuk bundar dengan garis tepi teman-temanku duduk rapi dan manis, namun yang bikin hatiku rasanya tak karuan adalah ternyata wasitnya mas Lasril  “Lo. ? kok dia yang  jadi wasit. ? dan aku sekarang berada di antara  mereka berdua, Kak Lasril dan Mbak Nita. ?? aduuhh aku merasa sebagai pengganggu di antara mereka berdua.. aku mengotori hubungan mereka., seharusnya aku tidak berada disini..”, pikirku.
Dan pertandingan pun dimulai, aku memberanikan diri menyerang mbak Nita terlebih dahulu. Deg.. seranganku ditahannya dan malah aku di jatuhkan. “Ahhh... sakitnya bukan di tubuh.. aku nggak kuat.. hatiku pun retak rasanya..”, gumamku. Sampai di tanah, langsung ku hempaskan tubuhku hingga terjadi benturan yang cukup keras di tengkorakku. Aku pun tak sadarkan diri. Entah apa yang terjadi, namun kata Yuyu, Ratna dan Desi tadi Kak Lasril panik melihatku pingsan. Aku merasa Mbak Nita berusaha membuka mataku, dan akhirnya aku pun berhasil membuka mataku dan tersadar.
Namun yang ku rasa bukan itu, rasa sakitnya masih terasa. Bukan hanya di badan namun tlah menggerogoti hatiku. Ku katakan semua ini pada Yuyu dan ia malah memberikan keterangan bahwa Mbak Nita dan Kak Lasril itu tidak ada hubungan apa-apa. Namun aku tersadar, bahwa selama ini aku telah Baper. Dan aku pun kini menyadari bahwa Kak Lasril tak pernah punya perasaan denganku.
Kini aku sangat sadar, bahwa aku hampir saja kehilangan masa depanku hanya karena Baper. Ya Baper, sebuah perasaan cinta yang kuat kepada seseorang yang tak pernah mencintai kita dan rasa itu pun tak pernah terungkapkan. Aku hanya terbawa dalam khayalan, khayalan dan khayalan, yang tak pernah berujung menjadi nyata.  Baper ini Membunuhku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar