Perkenalkan
namaku Melanie, aku adalah seorang siswi kebanggaan di sebuah SMA Negeri
favorit di kota Surabaya, kota yang menjadi ikon dari Jawa Timur. Aku baru
duduk di bangku kedua sekolah menengah atas tersebut. Aku berasal dari kota
seberang, Gresik. Aku pernah mengalami kisah yang cukup pahit tentang perasaan
yang bernama CINTA, yupz.. CINTA.. perasaan yang sebagian besar mengatakan itu
indah, namun tidak bagiku. CINTA hampir saja merenggut nyawaku. Bagaimana bisa?
Ahh sebentar lagi ku ceritakan.
Kisah
ini dimulai ketika aku baru saja duduk di bangku pertama sekolah idaman banyak
remaja seantero Indonesia. Sore itu aku penasaran dengan sebuah kegiatan
ekstrakulikuler yang cukup terkenal prestasinya di sekolah ini, Pencak Silat. Iya
kegiatan yang sebagian besar di ikuti oleh kaum adam. Dengan memohon restu
orang tua dan Tuhan Yang Maha Esa aku memberanikan diri mendaftar di kegiatan
tersebut, dan Alhamdulillah di terima dengan baik.
“Iya
silahkan, latihannya tiap sabtu sore sama selasa sore ya.. Latihan yang rajin
dan jangan lupa semangat.. selamat bergabung”, itu lah kata seorang kakak
pelatih yang menghampiriku. Beberapa jam kemudian baru ku ketahui bahwa namanya
adalah Lasril. “Emm... nama yang indah.. seindah senyumnya..”, pikirku. Sore itu,
kami semua hanya di beri pengarahan dan tata cara juga peraturan dari kegiatan
yang cukup menantang ini. Lagi-lagi pandanganku tak bisa lepas darinya.. “Lasril..
mengapa aku jadi kepikiran dia?”.
Sebuah
colekan pun hinggap di tubuhku, ternyata seorang teman menyadarkan hayalanku “Ciyeeee....
melanie... kamu saling pandang terus ama kak Lasril dari tadi.. ehheeemmmm...
suka ya. ?”, kata Desi, temanku. “Ehh emang tadi dia melihatku ta. ?? iii...
iya.. sih.. aku kagum pada dia di pandangan pertama”, jawabku reflek. “Iya
lah.. dia tuh melihatmu dari tadi. Emangnya kamu nggak merasa? Makanya ku colek..
takutnya kamu malah kesambet peri cinta.. hahaha... ehh ternyata udah kesambet
beneran.. hahaha”, desi menertawaiku. “Udah ahh jangan gitu... malu nih aku
jadinya..”, sambil menutup muka pakek jilbabku.
Waktu
demi waktu pun berlalu, bulan demi bulan telah ku lalui. Aku selalu semangat,
alasannya. ?? emm mungkinkah karena dia. ?? sang ksatria baju hitam. ?? siapa
lagi kalau bukan Lasril, pendekar manis stok terakhir yang hinggap di hidupku. Kami
semakin dekat saja, agaknya aku sekarang sudah punya nomer hp dan juga
facebooknya. Namun apa daya.. aku
hanyalah aku.. seorang melanie gadis polos stok terakhir di keluarga. Meskipun aku
tlah mempunyai nomer hp dan facebooknya, untuk sms dia saja aku tak berani. Alhasil..
perasaanku padanya tumbuh dengan sendirinya tanpa ada yang mengimbangi. Namun entah
mengapa aku perasaan ini semakin kuat, dan yakin bahwa dia lah ksatria yang
dikirim Allah untuk membahagiakanku di dunia dan akhirat.
Sore
ini tlah bulan kelima aku mengikuti bela diri asal jawa tersebut. “Ehh...
gimana perasaanmu ama dia. ?? sudah kamu ungkapin belum. ?? ciyeee,... keburu
di ambil orang loh..!!”, kata Ratna, salah seorang temanku yang lain. “Ehh
apaan sih. ?? masak cewek yang ngungkapin duluan. ?? oh nooooo...!!! emang aku
cewek apaan. ?”, jawabku malu malu kesel. Sore ini, di tempatku latihan
kedatangan satu anggota lagi yang bergabung, dia bernama Yuyu, cewek sekolah
sebelah yang telah berulang kali makan asam dan manisnya cinta hingga pernah
memasuki rumah sakit karena perasaan tak jelas itu. Aku sebenarnya telah
mengenal Yuyu, jauh hari, sebelum dia mengikuti latihan disini, dan kami
berteman cukup baik, Yuyu pun telah mengetahui perasaanku sama kak Lasril.
“Gimana
lur. ?? ada perkembangan nggak? Lu udah nyatain perasaan lu kan. ?”, colek yuyu
padaku seusai latihan sore itu. “Hehehe... belum sih mbak, la gimana aku nya
malu.. ntar di kira aku cewek apaan ngungkapin perasaan duluan ke cowok. ?? iya
kalau dia suka ama aku. ? kalau nggak. ?”, jawabku . “Haahahaha.... lu mau
nunggu sampai kapan lur. ?? sampai kiamat. ?? ha. ? hahaha... ya lagian mana
dia tau, kalau lu punya perasaan ama dia, kalau lu nya aja diem begini..
tunjukin lah pakek perilaku lu, perhatiin dia..”, Ledek Yuyu padaku. “Iya..
nggak gitu juga... aku nyaman kok dengan perasaan ini lur.. aku udah bahagia
walaupun hanya melihat senyumnya..”, jawabku membela diri. “Hahahaha... mau
sampai kapan lu Cuma ngelihat senyumnya doang. ? sampai lebaran monyet. ? ehh
dia juga senyum gitu ke semua orang kali.. nggak ke lu doang.. hati-hati ya lu
kalau dia dah di ambil orang baru deh nangis nangis.. mewek...”, Yuyu
meledekku, tapi kali ini membuat hatiku was-was dan takut.
Ternyata
gurauan Yuyu tersebut benar. 2 bulan berlalu setelah Yuyu meledekku itu,
ternyata dia deket dengan seorang cewek. Aku langsung berpikir bahwa cewek itu
adalah pacarnya mas Lasril, ksatria ku yg ku pingit dalam hati. Nama cewek itu
adalah Nita, salah satu anggota dalam
ekstrakulikuler ini.
Saat
itu, aku merasa bahwa nita adalah saingan terberatku, pendapat itu pun di dukung Yuyu. Puncaknya adalah
ketika diadakan sparing atau tanding untuk melihat seberapa kemampuan kami
dalam menerima materi dan seberapa mampu kami menerapkan gerak dan langkah yang
telah di berikan. satu persatu sudah unjuk kebolehan fisiknya, kini giliranku. “siapa
ya yang kira-kira akan beradu denganku. ? ehhh.... siapa ya. ?”, pikirku.
Deg..
tanpa terduga, Nita, si cewek itu mengajakku duel. “Dek, ayo sama aku aja...
gimana. ?? mau kan. ?? masa nggak berani. ?? aku ya udah lama nggak tanding
kok. Tenang aja”, ajaknya. “I,,, iya mbak,,,”, jawabku mengiyakan namun masih
ragu. Dan kini saatnya, aku memasuki arena yang telah berbentuk bundar dengan
garis tepi teman-temanku duduk rapi dan manis, namun yang bikin hatiku rasanya
tak karuan adalah ternyata wasitnya mas Lasril “Lo. ? kok dia yang jadi wasit. ? dan aku sekarang berada di
antara mereka berdua, Kak Lasril dan
Mbak Nita. ?? aduuhh aku merasa sebagai pengganggu di antara mereka berdua..
aku mengotori hubungan mereka., seharusnya aku tidak berada disini..”, pikirku.
Dan pertandingan
pun dimulai, aku memberanikan diri menyerang mbak Nita terlebih dahulu. Deg..
seranganku ditahannya dan malah aku di jatuhkan. “Ahhh... sakitnya bukan di
tubuh.. aku nggak kuat.. hatiku pun retak rasanya..”, gumamku. Sampai di tanah,
langsung ku hempaskan tubuhku hingga terjadi benturan yang cukup keras di
tengkorakku. Aku pun tak sadarkan diri. Entah apa yang terjadi, namun kata
Yuyu, Ratna dan Desi tadi Kak Lasril panik melihatku pingsan. Aku merasa Mbak
Nita berusaha membuka mataku, dan akhirnya aku pun berhasil membuka mataku dan
tersadar.
Namun
yang ku rasa bukan itu, rasa sakitnya masih terasa. Bukan hanya di badan namun
tlah menggerogoti hatiku. Ku katakan semua ini pada Yuyu dan ia malah
memberikan keterangan bahwa Mbak Nita dan Kak Lasril itu tidak ada hubungan
apa-apa. Namun aku tersadar, bahwa selama ini aku telah Baper. Dan aku pun kini
menyadari bahwa Kak Lasril tak pernah punya perasaan denganku.
Kini
aku sangat sadar, bahwa aku hampir saja kehilangan masa depanku hanya karena
Baper. Ya Baper, sebuah perasaan cinta yang kuat kepada seseorang yang tak
pernah mencintai kita dan rasa itu pun tak pernah terungkapkan. Aku hanya
terbawa dalam khayalan, khayalan dan khayalan, yang tak pernah berujung menjadi
nyata. Baper ini Membunuhku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar